Saat kumenatap langit-langit yang tepat dibangun di atas kepalaku, bayangan akan menjadi apa diriku kelak mulai bermunculan, memenuhi kapasitas otakku yang bisa dibilang kecil. Tidak terlalu besar, hanya tidak berlebihan juga kecilnya.Â
Apakah kelak aku akan menjadi seorang tuan putri? aku tak yakin. Aku belum bisa masuk hitungan.Â
Atau seorang dokter? dokter hewan mungkin. Tapi aku hanya suka ikan.Â
Atau seorang pelukis yang terkenal di kalangannya sendiri? wah, bahagianya diriku, setidaknya akan ada yang menjadi penikmat karyaku.Â
Atau.. akan tetap kumenjadi seorang anak kecil yang berlarian bebas tanpa beban akan masa yang mungkin datang menyerbunya dan yang hanya tahu merenggek untuk hal yang dia mau dan tertawa pada saat semua ada dalam genggamnya?Â
Setelah kupikir-pikir ulang.. saat ini aku hanya menemukan satu kata untuk diriku sendiri. Naif.Â
Dan sekarang aku berhenti memberikan izin pada semua khayalanku, karena pada akhirnya seakan aku mengetahui, sembilu akan tetap menyusup di antaranya.Â
Kurasa, itu lebih baik. Aku tahu jawabannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H