Mohon tunggu...
Chrisseptina Damayanti
Chrisseptina Damayanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas

Saya punya banyak hobi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu

9 September 2021   13:12 Diperbarui: 9 September 2021   13:21 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi yang kuteguk tadi memaksa mataku tetap menyala..

Jutaan pemikiran menyelip kemudian di heningnya malam.

Ingatan akan senyum dan tawa merampas indahnya bintang di atas sana.

Bibirku sedikit mengulas senyum,
ah.. nadir yang kurasa.

Kopi yang kuteguk tadi memaksa jantungku berdegup lebih cepat dari larinya si kancil.

Bukankah rindu adalah takdir semua orang? tanya batinku. 

Akhirnya, tanganku meraih peralatanku.

Cat biru yang kuambil, mengalir mengikuti irama kuasku, mempertegas betapa dangkalnya perasaanku.

Hanya bisa kumengingatmu tanpa mampu kurengkuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun