Mohon tunggu...
Chris Surinono
Chris Surinono Mohon Tunggu... -

Pencari dan terus menjadi pencari....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kisah Katak yang Galau

14 Maret 2014   15:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ada kisah tentang tiga ekor katak.Suatu sore yang teduh, tiga sekawan duduk-duduk santai di pinggir sebuah danau yang indah. panorama dan dan keindahan danua sungguh memanjakan mata. Tapi keindahan dan keteduhan danau itu tidak seteduh hati dan rasa ketiga ekor katak di pinggirannya. Kegundahan hati mereka ini ada sebabnya. Sebabnya muncul ketika mereka melihat beberapa ekor merpati bertebangan di udara.

Tiga sekawan ini melihat ke udara. Mereka temukan ada segerombolan burung yang terbang di atas mahaluanya langit. Burung itu terbang dari satu sudut ke sudat danau yang lainnya. Mereka bertengger di dahan kayu, sebelum mereka bermain-main dengan riak gelombang danau. Keceriaan burung-burung itu justru menabah gulana dan galau hati ketiga ekor katak di pinggiran kolam itu.

Di kedalam hati tiga sekawan ini terbesit rasa cemburu dan tidak puas akan diri sendiri. Wahh….kita ini cumin bisa melompat dari satu tempat ke tempat yang lain; cuman bisa berenang. Terbesit dalam hati mereka, akan sangat indah dan luar biasa kalau kita punya sayap dan juga bisa terbang. Lalu mereka mengandai-andai.

Katak pertama katakan: “Memang akan sungguh indah dan luar biasa kalau kita menjadi seekor burung itu. aka nada sensasi mengaggumkan kalau kita terbang di langit yang tak bertepi ini. Bisa terbang ke sana kemari, menyilang, lurus ke atas dan ke bawah. Pikiran dan kata-kata dari Katak pertama ini membuat mereka bertiga menjadi tidak bahagia. Lalu Katak kedua dengan segudang kerinduan berkata: “Wahhh akan lebih indah kalau menjadi dua ekor burung. Kalau engkau jadi dua ekor burung, engaku bisa terbang dibelakang dirimu sendiri juga. Itu lebih luar biasa”, kata sang Katak menyakinkan kepada temannya.Mendengar ini, ketiganya terdiam lama, merenung, dan menjadi lebih tidak bahagia dari sebelumnya. Lalu Katak ketiga berseru: “Hal yang sungguh lebih membahagiakan adalah menjadi tiga ekor burung, karena engkau akan bisa menjaga dirimu di depan dan di belakang dirimu sendiri”. Tiga ekor burung sekaligus itu ide yang paling bagus di dunia ini”. Mendengar ide kawannya ke-tiga itu mereka membisu terdiam seribu bahasa. Hati semakin galau dan semakin sedih atas kondisi diri sendiri.

Manusia memiliki seribu satu macam keinginan. Keinginan selalu muncul ketika membandingkan diri dengan keadaan orang lain. Perbandingan itu bisa aspek yang baik ataupun yang buruh. Perbandingan selalu menjadikan diri buruk atau menjadi tidak tahu diri, alias sombong. Manusia selalu tidak puas dengan kodisi dirinya sendiri akan menyusahkan diri atau orang lain. Manusia selalu mau menjadi sesuatu atau dianggap dan diakui. Tidak jarang orang mencari dan berbuat agar dianggap, padahal ketika dia berbuat dan menjadi diri sendir, maka pengakuan akan datang dengan sendirinya.

Kondisi diri perlu disyukuri. Syukur itu muncul ketika orang sering melihat ke belakang.Apa dan siapa yang menjadikan dirinya seperti sekarang. Refleksi itu penting. Syukur dan terima kasih akan datang pada mereka yang selalu bersyukur. Keinginan adalah mimpi dan harapan yang tak nyata. Karena tidak nyata bisa menjadi persoalan bagi diri sendiri. pribadi yang demikian akan terlihat ganjil dan tidak original. Namun Robert Collier, katakan: “prinsip utama kesuksesan adalah keinginan, yakni tahu apa yang anda mau.Keingian adalah menanamkan benih dalam aksi nayata”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun