Mohon tunggu...
Chris Surinono
Chris Surinono Mohon Tunggu... -

Pencari dan terus menjadi pencari....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Sulit Tentukan yang Cantik dan Jelek? Ini Kisahnya

24 April 2019   15:36 Diperbarui: 24 April 2019   15:43 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mengapa yang cantik dan yang jelek sering buat bingung? Sering ditemukan, ada wanita cantik, tapi dapat suami yang tidak ganteng; atau sebaliknya, pemuda ganteng dapat istri yang kurang cantik menurut pandangan orang lain. Tidak heran, orang bingung mengukur standar kecantikan atau kegantengan; dan juga tidak paham apa ukuran orang ganteng dan jelek. Mungkin kisah dibawah ini bisa beri pencerahan untuk yang sedang galau dengan ini.

Dahulu kala, di suatu desa terpencil, tinggallah dua orang gadis. Yang satunya cantik, berpakaian indah dan mahal, kulit mulus, hidung mancung, tidak putih dan juga tidak hitam. Sawo matang. Segala ukuran untuk kecantikan, ia miliki. Semua orang meyapanya: si cantik. Yang satunya: jelek. Pakaian compang camping; pendek, gemuk, pesek, dan segala standar kejelekan ia miliki. Semua orang memanggilnya: si jelek dan buruk rupa.

Suatu sore yang sejuk, si cantik pergi ke kali. Melihat air yang jernih, bersih, ia pun menanggalkan pakayannya, lalu mandi. Ia sungguh menikmatinya. Kebetulan, si jelek melewati tempat itu. Ia melihat bahwa si cantik sedang mandi dan membiarkan semua pakayannya di pinggir kali. Ia pun berbuat hal yang sama. Menanggalkan pakayannya dan menceburkan diri di kali itu. Mereka berdua benar-benar menikmati mandi sore itu.

Namun tak berapa lama, si jelek cape. Ia keluar dari kali. Sedangkan si cantik terus menikmati jernihnya air. Tak berpikir panjang, si jelek, mengeringkan badan. Ia mencuri dan mengenakan pakayan si cantik. Lalu ia pergi tanpa rasa bersalah. Tak berapa lama, si cantik pun keluar dari kali, dan ia kaget karena tak ada lagi pakayannya. Untuk tidak berjalan pulang telanjang, ia terpaksa mengenakkan pakayan si jelek.

Dikatakan, sejak saat itu manusia menjadi sulit membedakan antara yang jelek dan cantik. Yang jelek pakai pakayan yang baik, indah, dan mereka menjadi cantik. Demikian juga sebaliknya, yang cantik, memakai pakayan yang buruk, mereka jadi jelek. Dan sejak saat itu juga, manusia mulai sadar bahwa ada ada orang jelek secara fisik, tapi hatinya cantik dan baik; dan ada orang cantik fisik, tapi punya hati yang kacau dan penipu. Demikian kisahnya, sehingga sampai sekarang orang tetap bingung dan sulit mengatakan ini cantik dan itu jelek. Cantik dan jelek menjadi sangat relatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun