Mohon tunggu...
Chris Surinono
Chris Surinono Mohon Tunggu... -

Pencari dan terus menjadi pencari....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gadis dengan Tas Belanjaan

2 April 2019   23:57 Diperbarui: 3 April 2019   00:08 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah ini terjadi di sebuah angkutan umum dalam kota. Adalah seorang ibu. Ia duduk di salah satu barisan kursi. Kebetulan juga kursi di sebelahnya lagi tak terisi. Di satu perhentian, naiklah seorang gadis dengan bawaan belanjaan yang cukup. Ia lalu menempati kursi di sebelah sang ibu itu.

Namun ia kerepotan untuk meletakkan tas-tas belanjaannya. Ia menjadi tidak nyaman dengan aneka barang bawaannya itu. Sedang ibu di sampingnya yang kebetulan cuman membawa satu tas tangan, tampak tenang, tak terganggu dan bahkan tak merasa terganggu dengan apa yang terjadi sama gadis dengan tas belanjaannya.  

Merasa sudah membuat tempat duduk itu tidak nyaman, sang gadis berkata kepada sang ibu: "maaf ya bu, terganggu sama bawaan saya". "Oh tidak apa-apa. Saya tidak terganggu sama sekali", jawab sang ibu tenang. "Ibu tidak marah kan?" tanya gadis itu lagi.

"Saya tidak perlu marah, terganggu, atau sebel dengan hal-hal kecil seperti ini"; "apalagi, katanya lagi, "sebentar lagi, di perhentian berikut ini saya akan turun ko".

Saya suka jawaban ibu ini. Singkat dan sederhana. Ada dua pesan indah: Pertama bahwa batin yang damai dan dipenuhi dengan cinta tak akan terganggu oleh apa-pun dan siapa-pun yang datang dari luar dirinya. Mereka yang dewasa jasmani dan rohani adalah mereka yang batin dan hatinya tak akan terganggu oleh hal dan siapa saja yang datang dari luar.

Pesan kedua, waktu bersama kita sangat singkat: "saya akan turun di perhentian berikutnya". Waktu bersama kita terlalu singkat untuk diisi dengan hal-hal sepele yang mengganggu hati; hal sederhana yang merusak relasi, hal kecil yang mengguncang kebesaran hati.

"Hidup ini terlalu singkat untuk diisi dengan sedih; terlalu singkat untuk marah-marah; terlalu singkat untuk benci dan dendam; terlalu singkat untuk selalu melihat ke atas; terlalu singkat untuk putus asa; terlalu singkat untuk jadi brutal" (Paus Fransiskus). Maka, mari kita manfaatkan waktu yang singkat ini untuk selalu menjadi berkat bagi sesama.  

Burgos, 2042019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun