Mohon tunggu...
Chrispo Ambarita
Chrispo Ambarita Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mau nulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Bahasa Batak dalam Penyebaran Kekristenan di Tanah Batak

23 November 2022   10:59 Diperbarui: 23 November 2022   11:12 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyebaran agama Kristen di tanah Batak tentunya tidak selamanya berjalan dengan lancar. Banyak tantangan yang dihadapi para misionaris dalam upayanya menyebarkan Injil di tanah Batak terutama dalam hal komunikasi yang memerlukan penguasaan bahasa Batak.   

Munson dan Lyman yang merupakan misionaris yang diutus oleh badan zending RMG (Rheinische Missionsgesellschaft) juga dibunuh akibat tidak menguasai bahasa Batak dalam menyebarkan ajaran Kristen di tanah Batak. Munson dan Lyman sangat kesulitan menjelaskan maksud kedatangan mereka kepada rakyat setempat. Mereka mencoba memberi isyarat dengan menunjukkan Alkitab yang dibawa.

Mereka pun dibunuh dan mati martir karena adanya komunikasi yang tidak nyambung dengan raja huta dan rakyat setempat.

Setelah kematian kedua misionaris yang mengenaskan tersebut, pada tanggal 7 November 1863 Nommensen melakukan kunjungan pertamanya ke Silindung untuk menyebarkan ajaran Kristen.

Di sana, ia mempelajari bahasa dan adatnya orang Batak untuk mendukung prosesnya dalam penyebaran Injil. Tentunya setelah mempelajari bahasa Batak, Nommensen pun sukses dalam tugasnya dan dapat berteman baik dengan raja-raja huta terlebih lagi dengan Raja Sisingamangaraja XII.

Suksesnya tugas Nommensen dalam melaksanakan tugasnya menyebarkan Injil, tentunya tidak luput dari penguasaan bahasa Batak yang sudah dikuasai oleh Nommensen. Penguasaan bahasa Batak itu membuat Nommensen mampu memberitakan Injil kepada orang Batak tanpa membuat kesalahpahaman sehingga apa yang terjadi kepada Munson dan Lyman tidak terjadi kepda Nommensen.

Untuk memudahkan orang Batak dalam memahami isi Alkitab, pada tahun 1878 Nommensen pun kemudian menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Batak (Toba), yang ditulis dalam aksara Batak dan alfabet Latin. Alkitab yang sudah dituliskan dalam bahasa Batak juga memiliki peranan yang penting dalam penyebaran agama Kristen di Tanah Batak.

Bagaimana sikap Nommensen dalam menanggapi pentingnya penguasaan bahasa Batak dalam tugasnya untuk menyebarkan Injil membuahkan hasil. Injil yang masuk berjumpa dengan budaya dan adat istiadat orang Batak pun dapat berakar dan bertumbuh hingga pada akhirnya menghasilkan Gereja HKBP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun