Setelah sukses dengan pomato (potato-tomato) pada tahun 1977 di Max Planck Institute for Developmental Biology, Tbingen, Jerman, sebuah perusahaan benih dan tanaman di Inggris sukses mengembangkan karya baru yang disebut "Egg and Chips" yaitu tanaman yang berbuah terung dan berumbi kentang. Pomato maupun egg-chips merupakan hasil dari salah satu teknik pemuliaan tanaman yang disebut fusi protoplast.
Fusi protoplast merupakan penggabungan dari 2 sel tanaman yang berbeda dengan bantuan bahan kimia tertentu atau tegangan listrik atau guncangan. Sel yang telah bergabung, kemudian ditumbuhkan menjadi tanaman hibrid somatik. Tanaman hibrid somatik ini yang akan menghasilkan tanaman baru dari 2 sel yang berbeda tersebut.Â
Fusi protoplast dapat dilakukan dengan cara menggabungkan sel dari spesies tanaman yang sama (intra-spesies), atau antarspesies dari genus yang sama (inter-spesies), atau antargenus dari satu famili (inter-genus). Contoh dari pomato dan egg-chips merupakan hasil dari fusi protoplast dari spesies yang berbeda namun satu genus.
Jika berlandaskan pada teori, maka fusi protoplast yang antar genus namun satu famili masih dapat dilakukan. Oleh sebab itu, fusi protoplast antara cabai dan kentang memungkinkan untuk dilakukan bahkan dikembangkan, karena cabai dan kentang berada pada famili yang sama walaupun berbeda genus.Â
Selain menghemat lahan, waktu, dan tenaga, jika bibit dari tanaman hasil fusi protoplast antara cabai dan kentang dapat dikembangkan maka akan memiliki harga jual yang tinggi dan tingkat permintaan pasar yang tinggi. Selain itu, jika harga cabai sedang tinggi maka harga penjualan cabai dapat mencapai 2x lipat dari harga jual kentang, namun jika harga cabai sedang rendah maka pendapatan dapat tertutupi dari harga jual kentang, jadi dapat meminimalisir kerugian karena dapat memanen cabai dan kentang sekaligus dalam tanaman yang sama. Â
Pemeliharaan tanaman dari teknik fusi protoplast cabai dan kentang perlu dilakukan secara intensif, karena untuk memproduksi cabai dan kentang dalam satu tanaman pastinya tanaman akan memerlukan unsur hara, cahaya matahari, dan air yang cukup banyak, sehingga perlu diperhatikan seberapa banyak kebutuhan tanaman tersebut agar tidak mengalami defisiensi, etiolasi, kekeringan, atau bahkan kematian.Â
Perlu diperhatikan juga dalam aspek pengendalian hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman hasil fusi protoplast cabai dan kentang, karena dalam satu famili yang sama biasanya akan lebih rentan terkena serangan hama dan penyakit.
Jika negara lain bisa mengembangkan fusi protoplast dengan baik, Indonesia juga pasti bisa !
#FakultasPertaniandanBisnisUKSW
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H