Mohon tunggu...
Chrismelan Pesoa
Chrismelan Pesoa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Duta Wacana

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menuju Sulawesi Tengah Bebas DBD

24 April 2020   21:59 Diperbarui: 24 April 2020   22:03 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DBD atau Demam Berdarah Dengue merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue dengan inang perantara/ vektor dari penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti, yang hidup pada daerah tropis dan sub tropis.

Sampai saat ini DBD masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang begitu serius di Dunia, bahkan di Indonesia masih terus menunjukkan peningkatan. Kementrian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD yang ada di Indonesia mencapai 16 ribu mulai dari awal januari sampai awal maret 2020 dan 100 jiwa diantaranya dinyatakan telah meninggal dunia.

Pada Daerah Sulawesi Tengah penyakit DBD masuk dalam kategori KLB (Kejadian Luar Biasa), Dengan data menurut Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah sampai Desember 2018 kasus DBD meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 1070 kasus dan 7 Jiwa Meninggal dunia dari 13 Kabupaten yang melapor.

Menurut data dari Kementrian Kesehatan RI pada daerah Sulawesi Tengah telah tercata sampai awal bulan maret 2020 terdapat 2 jiwa meninggal dunia dan terdapat ratusan orang yang masih terjangkit penyakit DBD. Kasus ini dapat terus meningkat karena adanya pola hidup masyarakat yang tidak sehat dan acuh terhadap lingkungan yang menjadi tempat sarang nyamuk.

Jenis nyamuk Aedes aegypti memiliki sifat yang anthropofilik, artinya jenis nyamuk ini lebih senang untuk menghisap darah manusia. Dan bersifat multiple feeding atau akan mengisap darah beberapa kali sampai nyamuk ini kenyang, karena sifatnya ini sehigga dapat menularkan virus dengue lebih dari satu orang.

Nyamuk demam berdarah memiliki perilaku menggigit dimana nyamuk ini akan sangat aktif menggigit saat pagi hari sampai sore hari, namun pada malam hari juga nyamuk ini akan tetap megigit namun tidak seaktif pada pagi hari sampai sore hari.

Nyamuk Aedes aegypti menyukai tempat-tempat yang lembab dan agak gelap, selain itu nyamuk ini merupakan jenis yang perkembangbiakannya pada daerah pemukiman khususnya pada tempat-tempat penampungan air yang bersih, misalnya bak mandi, vas bunga, ember, tempat minum, kaleng bekas, lubang pohon, potongan bambu dan lain sebagainya yang kadang luput dari pandangan manusia. 

Penyebarannya sendiri, nyamuk ini akan berpindah-pindah kedaerah tropis dan subtropis yang dipengaruhi oleh curah hujan, suhu, kelembapan dan ketersediaan air.

Siklus dari penyakit DBD ini yaitu ketika nyamuk Aedes aegypti ini mulai mengisap darah manusia maka secara otomatis virus dengue ini akan masuk kedalam saluran darah manusia dan akan mulai menyerang sistem imun dan dapat mengakibatkan beberapa gejala seperti gejala awal yaitu demam tinggi, mual, muntah, nyeri sendir, sakit pada bagia belakang mata, kelelahan, munculnya ruam kulit, dan pendarahan ringan, dan jika tidak ditangani dengan cepat dan benar maka gejala ini akan berkembang yang menyebabkan kerusakan pada kelenjar getah bening dan pembuluh darah, pembesaran hati, kegagalan sistem sirkulasi, pendarahan berat dan hingga menyebabkan kematian.

Sulawesi Tengah tercatat pada akhir tahun 2019 sampai awal tahun 2020 mengalami peningkatan curah hujan yang tinggi dimana faktor ini dapat meningkatkan perkembangbiakan vektor dari penyakit DBD.

Selain itu perilaku manusia yang dapat menyebabkan nyamuk terus meningkat adalah membiarkan pakaian-pakaian bekas terkantung, kurangnya kesadaran masyarakat untuk menguras bak mandi, membiarkan ban bekas, botol-botol bekas, kaleng bekas, plastik bekas yang dibiarkan begitu saja pada daerah pemukiman warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun