Mohon tunggu...
Chrisma Wibowo
Chrisma Wibowo Mohon Tunggu... engineer -

Project Management specialist, Earn Value Manager, Project Manager Generation X, Blogger, Moslem, Indonesian, and Gadget Freak | Follow me in Twitter and Facebook

Selanjutnya

Tutup

Nature

Perbedaan Developer Bonafid dan Tidak

19 Oktober 2010   05:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:18 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah tulisan saya di bicarateknis pada tanggal 1 April 2009. Dari pengalaman serah terima rumah saya sendiri. Banyak cara yang bisa kita lakukan dalam mencari rumah baru idaman. Ada yang melihat dari segi lokasi, dari segi harga, dari segi pembiayaan (kredit) tapi ada satu hal yang tidak boleh dilewatkan adalah dari segi kredibilitas si pengembang (developer).

Dinding Cembung

Banyak sekali orang awam yang tidak melihat dari segi ini. Karena pengembang yang bonafid, mereka punya mutu yang harus dijaga untuk menjaga pelanggan mereka untuk selalu puas. Namun bagaimana mencari tahu bahwa pengembang tersebut menerapkan sistem manajemen mutu yang baik? Ada salah satu cara yang gampang untuk diperhatikan. Yakni penggunaan jasa kontraktor pada proyek pengembang tersebut. Terlebih kontraktor yang bukan “saudara” dari pengembang, sehingga akuntanbilitas manajemen kualitas dapat dipertanggung jawabkan. Hubungan antara pengembang sebagai pemilik dan kontraktor sebagai pihak yang bekerja disatukan lewat kontrak kerja, yang mana sudah menjadi konsekuensi si kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang tepat, mutu yang baik dan murah dalam biaya. Sehingga pada saat tahap akhir atau tahap penyelesaian, kontraktor akan mengadakan pemeriksaan bersama dengan pemilik (pengembang) atas hasil kerja mereka sebelum mereka mendapatkan bayarannya. Bandingkan dengan pengembang yang langsung menangani sendiri proses pekerjaan pembangunan rumah-rumahnya. Dan mereka menggunakan jasa mandor-mandor berbasis kedaerahan biasa, yang biasanya hanya menyediakan dan menyupli tenaga kerja/ buruh kasar bukan menyelesaikan rumah secara baik dan benar. Jika mandor yang mengerjakan, akan lebih ke “yang penting selesai”. Mereka mengerjakan secara borongan dibayarkan atas pekerjaan mereka berdasarkan berapa banyak rumah yang dapat mereka selesaikan. Bukan berdasarkan progress dan mutu yang baik dan tanpa manajemen proyek yang baik. Terlebih, maaf, mereka tidak mempunyai pendidikan yang baik dalam soal pembangunan sebuah rumah. Hanya didasari atas pengalaman belaka tanpa mengetahui latar belakang proses. Cara agar kita dapat melihat bila perumahan tersebut menggunakan jasa kontraktor atau tidak, yakni saat kita melihat atau berkunjung dilapangan. Dianjurkan untuk berdialog langsung dengan pelaksana atau mandor setempat untuk mengecek dari perusahaan mana atau mandornya siapa. Hal ini jarang dilakukan para calon pembeli karena merasa risih ataupun ragu. Padahal dengan cara ini, pembeli bisa tahu kualitas rumah-rumah yang ada didaerah tersebut baik atau tidak, secara studi kasus pembangunan 1 rumah, pasti tidak akan berbeda jauh dengan rumah yang akan dibangun. Karena merupakan sebuah proyek pengulangan saja. Oleh sebab itu, dimohon untuk mulai bertanya-tanya pada mandor atau pelaksanaa lapangannya. Dari ini Anda bisa menjadikan biasan atau cerminan akan kualitas rumah yang akan Anda beli. 9EFEF0F4-40F3-BCCD-6217-D2EB9204528F 1.02.28

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun