Mohon tunggu...
Christopher lesmana
Christopher lesmana Mohon Tunggu... Atlet - Blogger

Christopherlesmana97@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menanti Kembalinya Magis "Super Mario"

25 Januari 2021   14:10 Diperbarui: 25 Januari 2021   14:33 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     

                                                                           

  Mario Mandzukic,bagi para pecinta sepakbola dunia, nama dan sosok tersebut tentu tidaklah asing. Striker asal Kroasia tersebut baru saja menjadi headline dalam berita sepakbola setelah pada tanggal 19 Januari 2021, Mario Mandzukic secara resmi bergabung dengan AC Milan yang saat ini merupakan pemimpin klasemen sementara Serie A dengan durasi kontrak hingga akhir musim 2020/2021 dengan opsi perpanjangan kontrak nantinya. Transfer Mandzukic ke AC Milan tentu saja menjadi kejutan tersendiri bagi publik sepakbola dunia mengingat dalam 2 tahun terakhir, karir Mandzukic sudah dianggap “habis” setelah kontraknya diputus oleh Juventus pada akhir tahun 2019 dan akhirnya memutuskan untuk pindah ke klub Qatar, Al-Duhail. Selain itu perlu diingat pula bahwa pada tanggal 14 Agustus 2018, Mandzukic memutuskan untuk pensiun dari timnas Kroasia dimana keputusan tersebut diambil satu bulan setelah gelaran Piala Dunia berakhir dimana Kroasia menciptakan sejarah untuk pertama kalinya menembus final Piala Dunia dimana Kroasia harus mengakui keunggulan Prancis dengan skor 2-4. Pada babak final tersebut, Mandzukic menciptakan rekor yang aneh dan unik, dikarenakan Mandzukic menjadi pemain pertama dalam sejarah Piala Dunia yang mampu mencetak gol bunuh diri dan gol normal dalam babak partai final Piala Dunia. Meskipun gagal membawa Kroasia menjuarai Piala Dunia, Mandzukic tetap dianggap sebagai pahlawan karena pada partai semifinal, Mandzukic berhasil mencetak gol penentu kemenangan ke gawang Inggris pada babak extra-time yang membawa Kroasia menang 2-1 atas Inggris. 

  Mandzukic mungkin dianggap sebagai underatted striker dalam sejarah sepakbola modern pada saat ini, namanya mulai mencuat pada gelaran Piala Eropa 2012 dimana dia berhasil mencetak 3 gol di turnamen tersebut, dengan 2 gol ke gawang Irlandia dan 1 gol ke gawang Italia. Meskipun gagal membawa Kroasia lolos dari fase grup, Mandzukic tetap menjadi incaran untuk klub-klub besar yang ingin menggunakan jasanya. Mandzukic yang saat itu memperkuat klub Bundesliga, Vfl Wolfsburg memutuskan untuk menerima pinangan penguasa Bundesliga, Bayern Munchen untuk musim 2012/13. Bersama Bayern Munchen, Mandzukic yang didukung oleh pemain-pemain bintang lainya seperti Ribery, Robben, Schweinsteiger, Muller,dan Kroos segera menjadi sosok ujung tombak andalan Bayern. Dengan formasi 4-2-3-1, Mandzukic mengisi posisi sebagai striker tunggal dimana pada musim pertamanya berjalan sangat fantastis untuknya dimana Mandzukic berhasil mencetak 15 gol di kompetisi Bundesliga, selain itu Mandzukic juga mengantar Bayern meraih gelar treble 2013 yaitu Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions dimana pada partai final yang berlangsung di Wembley dan mempertemukan dua klub raksasa Bundesliga, Bayern Munchen dan Borussia Dortmund, Mandzukic berhasil mencetak gol pembuka untuk keunggulan Bayern yang akhirnya menjadi juara dengan skor 2-1. 

  Setelah meraih prestasi mentereng bersama Bayern Munchen, Mandzukic melanjutkan petualanganya ke Atletico Madrid pada musim 2014/15 dan kemudian pindah ke Juventus pada musim panas 2015. Bersama Juventus, Mandzukic banyak meraih gelar juara dengan 4 gelar Serie A, 3 gelar Coppa Italia, dan 1 gelar Suppercoppa Italiana. Sayangnya karir Mandzukic di Juventus langsung tamat begitu saja ketika Maurizio Sarri melatih Juventus pada musim 2019/20 dimana Sarri lebih memlih Higuain sebagai striker utama dibandingkan Mandzukic. Hasilnya pada Januari 2020, Mandzukic terpaksa ditransfer ke klub Qatar, Al Dulaihi dimana kariernya juga tidak berangsur baik disana. Oleh karena itu, kepindahanya ke AC Milan diharapkan mampu mengembalikan kembali performa terbaiknya kendati usianya sudah 34 tahun. Selain diharapkan mampu membawa AC Milan juara Serie A, Mandzukic juga diharapkan mampu menjadi pelapis dan juga teman duet dari Zlatan Ibrahimovic. Akan sangat menarik menanti kolobrasi dari dua pemain tersebut mengingat dua-dua nya adalah dua striker haus gol dan sering menciptakan gol dengan cara “tidak biasa” disamping keduanya juga memiliki darah Balkan yang mengalir di tubuh mereka. Sebuah catatan yang sangat spesial dalam karier Mandzukic karena sudah pernah berduet dengan pemain-pemain hebat dari Robben, Ronaldo hingga terakhir Ibrahimovic, catatan tersebut akan lebih spesial apabila dia mampu membawa AC Milan juara Serie A 2020/21.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun