Move on? Move on berarti bergerak ke depan (maju) jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Move on tidak saja diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, tapi juga diterjemahkan oleh konstruktivitas bahasa orang-orang zaman sekarang.Â
Move on sering dikaitkan dengan percintaan kaum remaja yang sedang putus cinta lalu mencoba untuk mencari pengganti sang mantan dengan pacar yang baru. Tidak hanya soal rasa, namun move on juga menunjukkan aksi nyata untuk melupakan sang mantan dan menatap pacar yang baru. Biasanya, orang-orang zaman sekarang mengkonstruksi dua jenis orang move on, yaitu orang yang gampang move on dan orang yang susah move on. Bagi orang-orang yang susah move on, mau tau cara supaya gampang move on? Cobalah mencontoh multimedia.
Multimedia gampang sekali move on, terutama di zaman sekarang (zaman now). Multimedia sangat mudah ditemukan di media digital dan media dalam jaringan (daring) berupa internet dan media sosial. Mulai dari Friendster, Facebook, Yahoo! Messenger,dan Twitter, sekarang sudah semakin berkembang sampai Youtube, blog, Instagram, Soundcloud,dan citizen journalism.Â
dari hanya bisa membuat status, hanya bisa membuat video, hanya bisa mengunggah video, sekarang bisa siaran langsung menggunakan akun-akun media sosial masing-masing atau biasa disebut dengan livestreaming. Sekarang semua media bisa dikombinasikan dan disatukan dalam satu produksi multimedia. Itulah multimedia yang gampang move on dan membuktikan bahwa multimedia adalah suatu hal yang serupa dengan emas.
Tulisan ini masih ada kaitannya dengan tulisan saya yang sebelumnya, yang berjudul "AM Gold? Apa itu?". Tulisan itu membicarakan emasnya multimedia, lengkapnya bisa dilihat di sini. Keemasan multimedia akan lebih lanjut dibicarakan di tulisan ini. Emasnya multimedia itu adalah multimedia yang gampang move on.
Media berkembang dengan pesat seiring dengan pesatnya arus kemajuan zaman. Dulu, media seolah "menyuntik" khalayak dengan informasi-informasi yang dibuat. Khalayak pada zaman dulu menjadi khalayak yang pasif karena hanya bisa menerima informasi dari media. Contoh media yang seperti itu adalah televisi, radio, koran, majalah, dan media-media cetak lainnya.Â
Media-media itu memungkinkan para wartawan untuk melaporkan berita dengan gaya-gaya investigasi yang kritis dan teliti dan jurnalisme kuning (yellow journalism) yang bisa "menyamarkan" pendapat menjadi fakta objektif. Saat ini, media-media zaman dulu itu sudah mulai ditinggalkan dan mulai muncul multimedia zaman sekarang.
Zaman sekarang, media sering disebut sebagai multimedia karena sarana-sarana yang ada di zaman sekarang sangat memungkinkan untuk mengkombinasikan media-media yang ada.Â
Ciri khas yang ada pada multimedia zaman sekarang terletak pada khalayaknya. Multimedia zaman sekarang memungkinkan adanya interaktif jurnalisme atau khalayak yang memungkinkan untuk memberikan timbal balik terhadap berita-berita yang dikonsumsi. Salah satu contoh timbal balik dari khalayak adalah komentar. Hal itu adalah salah satu indikasi bahwa multimedia saat ini menimbulkan transaksi horizontal. Â
 Bagaimana dengan multimedia di masa depan? Penjelasan itu ada di video ini.