Mohon tunggu...
chriser エリック
chriser エリック Mohon Tunggu... -

saya adalah orang yang selalu menentang dunia, saya ingin menjadi orang merdeka, saya tidak ingin di kontrol tapi saya ingin di tuntun, saya tidak ingin dipengaruhi tapi saya ingin dirangkul, saya tidak ingin dimanipulasi tapi saya ingin diajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Balance Theory

9 Juni 2010   00:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:39 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

banyak teory yang diciptakan oleh para ahli yang dikutip oleh manusia untuk dikembangkan dan dilanjutkan sehingga membawa hasil yang lebih baik untuk memenuhi setiap kebutuhan dan keperluan manusia. tapi tidak sadarkah kalian bahwa setiap orang mempunyai tingkat kreaktifitas tersendiri untuk menciptakan hal hal yang baru? berawal dari berbagai penolakan demikian lah para ahli memulai karir mereka. banyak orang berkata tidak mungkin tetapi hal itu tidak meruntuhkan semangat untuk membuktikan hasil pemikiran mereka. saya adalah orang yang membenci pelajaran matematika sejak duduk di bangku SD. teman teman saya adalah orang orang yang ahli dalam bidang matematika, berbagai masalah yang bersangkutan dengan angka dan rumus mereka selalu bisa mendapatkan solusi dari masalah tersebut. saya sangat menyukai tulisan, segala sesuatu mengenai filsafat dan teory dari para ahli sangat mudah diingat dan diterapkan dalam kehidupan sehari hari terlebih dari itu saya senang untuk berpikir asal usul dan sebab akibat dari para ahli sebelum mereka menemukan/menyimpulkan sebuah teory, tetapi ketika duduk dibangku kuliah saya rasa bahwa ada sesuatu yang kurang dalam benak saya! disinilah saya mulai untuk belajar mengkombinasikan dan membuat teory saya sendiri dari penerapan huruf dan angka dan berharap saya bisa mengkombinasikan teory filsafat matematika logis menjadi "life balance theory " yang menggunakan keseimbangan sebagai tolak ukur pikiran manusia dan membuktikan bahwa manusia telah hidup dengan memakai titik ukur keseimbangan semenjak manusia diciptakan. contohnya ; disini saya memakai teori keseimbangan sebagai dasar dari kehidupan, karena kehidupan ini mempunyai 2 sisi, dan 2 pilihan dengan keseimbangan sebagai tolak ukur sisi dan pilihan tersebut. arti dari table di atas; x=menurun y=mendatar x=a1,b1,c1,d1,e1,f1,g1,h1 y=a2,b2,c2,d2,e2,f2,g2,h2 jika x ;

  • a1=1
  • b1=2
  • c1=3
  • d1=4
  • e1=5
  • f1=6
  • g1=7
  • h1=8

jika y ;

  • a2=1
  • b2=2
  • c2=3
  • d2=4
  • e2=5
  • f2=6
  • g2=7
  • h2=8

ket ; > {sampai dengan} sum of x (a1>h1) = y (a2>h2) sum of Xa1>Xh1 & Ya2>Yh2 = $a1>$h1 & #a2>#h2

  • $a1=36
  • #a2 =36

sum of $a1>h1 & #a2>h2 = 288 conclusion :

  • Xa1>Xh1 = $a1>$h1
  • Ya2>Yh2 = #a2>#h2

segala sesuatu itu seimbang tapi yang membuat tidak seimbang adalah penentu keseimbangan yaitu manusia. keseimbangan bukan hanya dapat dilihat oleh mata visual kita tetapi yang tidak dapat dilihat oleh mata pun memerlukan keseimbangan. contoh ;

  • mind/pemikiran (2 sisi)

keseimbangan itu ditemukan apabila adanya perbedaan, contoh ; baik dan tidak baik. apa yang ada di tengah tengah baik dan tidak baik? jawabanya adalah nol (0) karena di tengah tengah baik dan tidak baik adalah titik keseimbangan. jadi kesimpulan nya keseimbangan hanyalah titik ukur antara dua perbedaan. dengan kata lain bisa dibilang keseimbangan itu adalah "titik". kesimpulan ;

  • satu sisi tidak akan menyimpulkan adanya keseimbangan, karena keseimbangan ditemukan kalau ada 2 sisi.
  • 2 pilihan diukur oleh 1 titik keseimbangan untuk menuju kepada 1 pilihan
  • keseimbangan sudah menjadi sifat dasar manusia semenjak lahir.
  • keseimbangan telah dimiliki manusia ; tubuh dengan fungsi masing2 diukur oleh "balance"
  • keseimbangan telah ada sebelum manusia itu diciptakan dan berpikir tentang keseimbangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun