Kain khas asal Sumatera Utara yang dijuluki Ulos ini adalah benda yang penting bagi suku Batak karena kerap digunakan dalam kehidupan sehari - hari maupun acara - acara adat penting.
Ulos selain memiliki nilai fungsional juga ternyata memiliki banyak simbolisme dan makna di setiap jenisnya, semua tergantung konteks penggunaan. Beberapa ulos ada yang umum digunakan saat acara sukacita maupun dukacita, tapi ada juga ulos - ulos khusus yang hanya digunakan oleh orang yang memiliki status tertentu. Inilah yang membuat ulos menjadi penting karena kedudukan dan kekuatan yang dimilikinya, itu sebabnya pembuatan ulos tidak sembarangan dan memiliki banyak aturan dalam proses pembuatannya.
Asal usul ulos awalnya berawal dari leluhur orang Batak yang tinggal di daerah pegunungan tinggi yang dingin dan membutuhkan kehangatan. Mereka percaya bahwa ada tiga sumber kehangatan yakni matahari, api, dan ulos. Matahari kadang tidak terlihat dan cuaca memanglah di luar kendali manusia, api juga tidak praktis dibawa kemana - mana, itu sebabnya Ulos menjadi alternatif yang memberi kehangatan bagi mereka. Ulos dapat digunakan kapanpun, praktis, dan terpenting menghangatkan, jadilah seiring berjalannya waktu, fungsi ulos berubah selain jadi penghangat tapi juga memiliki nilai simbolis yakni sebagai bentuk penghormatan juga. Ulos selain dikenakan di acara adat juga umum dijadikan pemberian sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang bagi orang non Batak, misalnya pada presiden atau pejabat negara dengan harapan diberi kelancaran selama menjalankan tugas - tugasnya.
Gambar tertera merupakan rangkuman beberapa jenis ulos yang umum digunakan dalam acara adat dan yang paling umum dikenali oleh suku Batak dalam satu infografik.
Ulos dengan derajat tertinggi dimulai dari Ulos Pinuncaan dan Ulos Ragi Idup yang sama - sama dijual mahal karena kompleksitas pembuatannya. Ulos Pinuncaan meski terlihat sederhana dengan motif garis - garis ternyata terdiri dari lima bagian yang dijahit terpisah yang kemudian disatukan menjadi satu tenunan rapi. Sedangkan Ulos Ragi Idup terdiri dari tiga bagian dimana kedua bagian sisinya dijahit bersamaan dan satu bagian di tengah dijahit terpisah dengan tingkat kerumitan tinggi. Jika dicermati, semua corak atau bentuk dalam ulos ini terkesan hidup bernyawa dalam kederajatannya, dan itulah yang membuat ulos ini disebut ragidup atau hidup. Ulos ini menjadi simbol kehidupan dan kerap digunakan di acara pesta atau bahkan juga dijadikan menjadi simbol di suatu gedung atau rumah.
Selanjutnya Ulos Ragi Hotang merupakan ulos yang umum sekali dijumpai dalam acara adat Batak, baik acara pernikahan maupun acara pemakaman. Ulos ini tergolong berkelas mahal karena biasanya digunakan oleh pengantin dengan makna ikatan kuat layaknya hotang (rotan). Namun juga digunakan untuk mengafani jenazah saat penguburan pertama, dan membungkus tulang belulang saat penguburan kedua.
Ada juga Ulos Sibolang dan Sitolutuho yang memiliki kemiripan visual namun digunakan secara berbeda. Ulos Sibolang kerap dikaitkan dengan nilai penghormatan, karena diberikan pada orang berjasa maupun keluarga yang ditinggalkan oleh orang terdekat mereka. Sedangkan Ulos Sitolutuho merupakan ulos yang dikenakan sebagai tali - tali atau selendang.
Ulos Mangiring dan Ulos Maratur merupakan kedua ulos yang digunakan untuk menimang anak atau cucu pertama dalam suatu keluarga. Ulos Mangiring dulu diberikan pada pasangan muda, namun sekarang diberikan pada pasangan pengantin sebagai parompa (gendongan) untuk menggendong anak dengan harapan supaya anak terus dalam iringan orangtua dan semoga anak selanjutnya menyusul. Mirip halnya dengan Ulos Bintang Maratur yang diberikan pada Ibu dengan kandungan 7 bulan yang melambangkan setelah anak pertama, menyusul lagi anak selanjutnya sebanyak bintang dan burung yang dilukiskan dalam ulos ini.
Dan masih banyak lagi jenis ulos yang digunakan oleh suku Batak, namun untuk rangkuman kali ini dipilih mana saja yang paling umum dan patut dikenali jenis serta kegunaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H