Mohon tunggu...
Chrisania SharonVircilia
Chrisania SharonVircilia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 8 buku solo dan telah memenangkan berbagai lomba menulis cerpen.

Sosok yang bercita-cita ingin menjadi bakteri ini sangat suka menonton drakor, anime serta membaca komik bergenre mystery-thriller, fantasi, dan komedi. IG: @eren_chiirsa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mentari Pagi dari K-drama Daily Dose of Sunshine

21 November 2024   17:49 Diperbarui: 21 November 2024   17:56 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daily Dose of Sunshine (Sumber: Netflix)

Banyak kalimat-kalimat yang juga membuatku tak bisa berkata-kata, seperti kalimat yang kurang lebih isinya seperti ini, "Apakah orang yang memiliki segalanya tidak bisa mengalami penyakit mental?"  Lalu ada juga kalimat yang isinya, "Semua penyakit disebabkan karena kehilangan, entah itu kehilangan waktu yang Anda nikmati atau kehilangan diri sendiri," dan juga "Berhadapan dengan kematian bukanlah sesuatu yang biasa Anda lakukan. Sangat menyedihkan setiap saat. Kita semua hanya berpura-pura hal itu tidak mempengaruhi kita. Itu saja." Kata-kata yang diucapkan itu tak ayal membuatku menitikkan air mata.

Menonton serial ini membuatku sadar kalau orang yang tampaknya baik-baik saja bisa jadi tidak baik-baik saja. Mereka menyimpan luka yang tidak disadari, yang bahkan mungkin saja luka itu disebabkan oleh kita. Oleh karena itu, serial ini mengajarkan untuk lebih berhati-hati dalam bersikap dan berbicara kepada orang lain dan juga lebih aware terhadap kesehatan mental, termasuk kondisi yang dialami diri sendiri. Karena serial inilah aku menyadari kalau ada yang tidak beres dalam diriku selain karena penyakit kronis yang aku derita. Dan mungkin sudah saatnya aku harus meminta pertolongan dari ahlinya.

Daily Dose of Sunshine, drama Korea yang membuat hidupku yang kelam akhirnya mulai merasakan sinar mentari pagi. Drama ini membuatku sadar kalau hidupku ini masih bisa dipenuhi dengan hal-hal yang bermakna, masih ada harapan di dalamnya. Karena drama ini, akhirnya aku mulai bisa merasakan kembali emosi-emosi yang sempat mati, meskipun terkadang rasa depresi dan cemas masih menghantui.

Pokoknya, aku drama ini recommended untuk mengenal mental illness dan mental health dengan cara yang lebih mengena.

"Karena setelah subuh yang gelap, pasti akan timbul fajar yang cerah dan hangat."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun