Siapa nih yang hidupnya sehari-hari lebih banyak tentang bergosip??
Bergosip adalah kegiatan membicarakan orang lain yang kebanyakannya membahas kekurangan-kekurangan dalam kehidupan pribadi orang yang digosipi tanpa persetujuan dan sepengetahuan orang yang digosipi tersebut.
Pada fenomena yang saya lihat, orang yang sedang membicarakan keburukan orang lain itu tidak lain supaya dia dapat pengakuan mempunyai informasi tertentu dan merasa dirinya lebih baik.
Bergosip itu kegiatan yang kurang baik ya Kompasianers. Alih-alih memberitahu dan meminta penjelasan orang tersebut jika ada hal yang tidak berkenan, atau memberikan nasihat positif yang membangun, kamu justru membuat asumsi-asumsi tidak berdasar bersama kelompokmu terhadap orang yang digosipi. Hati-hati bisa jadi fitnah loh.
Sadari dua hal ini, maka kamu otomatis kehilangan minat sendiri untuk bergosip.
Sadari bahwa setiap orang punya kekurangan, termasuk dirimu sendiri
Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang dalam beberapa riwayat memang dijaga langsung oleh Allah SWT dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik.
Kita manusia biasa ini memang tidak ada yang sempurna. Hal ini juga diamini dan dapat dibaca dalam Tafsir Tahlili QS. An Nisa ayat 28 yangmana Allah menciptakan manusia itu keadaanya lemah, terutama dalam menghadapi godaannya dan hawa nafsunya. Oleh karena itu, hendaknya kita menjaga diri kita masing-masing dari perbuatan-perbuatan yang merugikan diri kita sendiri.
Coba deh koreksi diri masing-masing dulu, udah pernah ngapain aja? Apa iya perbuatanmu benar dan tepat semua tanpa cela? Rasanya nggak mungkin ya. Pasti ada deh kelakuan kita yang salah dan akhirnya kita harus meminta maaf kepada orang lain.
Dengan begini, apakah kamu pantas menggosipi orang lain?
Manusia sejatinya memikirkan kesejahteraan hidupnya masing-masing
Semua orang pasti menginginkan dan mengupayakan hal-hal terbaik terjadi pada diri mereka, seperti; mendapatkan kerja yang baik dan stabil, mendapat uang yang banyak, menjadi cantik dan wangi, mendapatkan jodoh suami/istri yang tepat, bahkan punya anak-anak cerdas dan berprestasi, dan masih banyak lagi.
Coba deh, saat kita menghadapi ujian masuk kerja, nggak ada yang lain yang kita pikirkan selain keluarga dan fokus untuk bisa mendapatkan pekerjaan tersebut kan.
Semua ini demi ketentraman hati dan keamanan bagi diri masing-masing, juga terhindar dari kesedihan dan rasa malu.
Alih-alih sibuk mengurusi hidup orang lain, yang mungkin saja sedang bergerilya mensejahterakan dirinya, mending kamu fokus mengurusi dirimu dan orang-orang terkasihmu.
Bahkan konselor atau konsultan psikolog bekerja sesuai porsinya, masak sih kamu memberi waktu dan emosi kamu secara cuma-cuma untuk orang lain.
Ayo, ubah semua fokus ke orang lain tersebut kepada dirimu sendiri. Pergunakanlah waktunya untuk hal-hal yang berguna dan membangun dirimu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H