Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih baik turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Bukanlah Wisata Bencana tapi Ladang Kebaikan untuk Saling Bantu Sesama

7 Maret 2023   17:00 Diperbarui: 7 Maret 2023   17:01 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lokasi itu, di puing-puing bangunan yang hangus terlalap api, saya temui beberapa kolega dan warga yang kebetulan menjadi korban. Ada diantara mereka yang kehilangan anggota keluarga, ada yang musnah harta bendanya, pun termasuk tempat tinggalnya. Pagi itu, sekitar jam 08.00 WIB, tiba-tiba semacam aroma gas atau bensin menyengat menyeruak masuk ke permukiman warga. Utamanya dilingkungan RW 09, radius yang paling berdekatan dengan Depo penyimpanan minyak Pertamina, aroma menyengat itu sangat terasa hingga nyegrak di dada.

"Kami sudah feeling tidak enak, langsung saya teriak dan minta seluruh anggota keluarga untuk lari meninggalkan rumah menjauh menuju titik sekitaran Koramil", kata Juharto.

Ia adalah seorang sahabat yang sudah puluhan tahun tinggal di kampung itu. Rumah dan daganganya hangus terbakar. Ia merupakan seorang pedagang air mineral botolan, ribuan botol minumannya lumer-meleleh. Bahkan, tiga motor pengangkutnya juga hangus terbakar.

Hal yang sama dilakukan oleh warga yang lain, mereka berbondong-bondong keluar rumah lari menjauhi lokasi, sejauh-jauhnya. Dan benar, tak lama setelah itu, sekitar 20 menit kemudian, ledakan maha dahsyat itu terjadi. Booom! Satu RW dan beberapa RT sekitarnya terpanggang oleh amuk si jago merah yang menjalar dari Depo penyimpanan minyak Pertamina.

"Api itu seperti lari mengejar kita, masuk ke jalan-jalan dan membakar semua yang ada",  tutur warga lainnya.

Korban berjatuhan di mana-mana. Yang tak sadar ada kobaran, yang tak sempat berlari menjauh, yang mengalami keterbatasan, terpanggang hidup-hidup oleh kobaran api itu. Nyaris lenyap menjadi abu.

Tak lama kemudian, TV dan berita-berita di media sosial ramai oleh berita kejadian. Pemerintah, politisi, dan pengamata sahut-sahutan saling menyalahkan. Ironisnya, tetap tak berhasil mengurangi jumlah korban.

Foto: Dokumentasi chozin.id
Foto: Dokumentasi chozin.id
Korban -tetaplah- korban, pun mereka perlu uluran tangan dan mereka perlu bantuan.  Yuks! Kita turun tangan! Bantu saudara-saudara kita warga di Tanah Merah yang terdampak bencana akibat kebakaran Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara.

Salurkan bantuan kita sekecil apapun, dalam bentuk apapun, melalui wakil atau lembaga-lembaga yang kredibel agar bisa langsung sampai pada mereka. Aksi nyata kita untuk turun tangan dalam musibah bencana ini merupakan ladang kebaikan untuk saling membantu sesama, bukanlah ajang eksis untuk wisata bencana []

Yuk baca artikel-artikelku yang lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun