Mereka para mahasiswa, terpilih diantara tiga ribuan peserta penerima beasiswa dari Baznas-Bazis DKI Jakarta. Jumlahnya tidak banyak tak lebih dari lima puluhan mahasiswa. Disebut sebagai mentor, tugasnya menjadi pembimbing buat mahasiswa lain yang lebih junior. Mereka dianggap memiliki kapasitas dan pengalaman lebih dari para mentee-nya terutama dalam membuat program-program sosial-kemasyarakatan. Ya, beasiswa ini memang mensyaratkan penerimanya harus aktif berkegiatan sosial di wilayahnya masing-masing: Jakpus, Jaksel, Jakbar, Jaktim, Jakut, dan tak lupa Kepulauan Seribu.
Masa Depan Jakarta (MDJ) adalah program dari Baznas-Bazis DKI Jakarta yang diperuntukkan bagi para mahasiswa dari keluarga tidak mampu di Jakarta. Program ini tak sekedar memberikan beasiswa untuk pembiayaan kuliah, tetapi juga pembinaan untuk para penerimanya. Disamping itu, para penerima beasiswa juga diwajibkan untuk menjalankan program sosial dan pemberdayaan di masyarakat. Tujuannya, selain memberikan kontribusi untuk masyarakat juga untuk mengasah kepekaan sosial mahasiswa.
Siang itu, sebagai pembina MDJ saya memberikan materi pertama pada pembekalan mentor MDJ dengan topik Sociopreneur. Sociopreneur pada hakikatnya adalah memadukan antara enterpreneur dengan manfaat sosial. Sociopreneur mengajak kita untuk memanfaatkan prinsip-prinsip manajemen modern dalam berkegiatan sosial. Atau sebaliknya, mengorientasikan kegiatan bisnisnya untuk mengabdi pada sosial.
Semoga bisa memberikan manfaat buat peserta
Yuk simak tulisanku yang lain:
Nilai Kesederhanaan dalam Keluarga Anies Baswedan
Sumpah Pemuda dan Modal Persatuan Bangsa
Bukan KKN di Desa Penari, tapi di Sragi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI