Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih baik turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Hari Ini, Hakikatnya adalah Terobosan di Masa Lalu

8 Juli 2022   06:06 Diperbarui: 8 Juli 2022   23:23 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa (5/7/2022) Paguyuban Wayang Orang (WO) Bharata menyelenggarakan ulang tahun Emas, yang ke-50 tahun. Di HUT-nya yang setengah abad tersebut WO Bharata kedatangan tamu istimewa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Ariza Patria. Kedatangan Gubernur memberikan hadiah special juga buat WO Bharata, yaitu renovasi gedung pertunjukan yang terletak di kawasan Pasar Senen tersebut senilai 7 Milyar.

"Kami di Pemprov DKI Jakarta, Insya Allah akan terus mendukung. Insya Allah renovasinya akan segera dilakukan, dan kami berharap renovasi ini juga mencerminkan era baru; teknologi, fasilitas, cara pengelolaannya. Kita berharap sebelum akhir tahun bisa tuntas. Sekali lagi selamat berkarya untuk Wayang Orang Bharata dan selamat  mengembangkan kebudayaan. Kita jadikan kebudayaan bukan sebagai penghidupan, tapi kebudayaan sebagai kehidupan," pungkas Anies.

Ada yang menari dari pidato Mas Anies pada acara tersebut, yaitu ungkapannya: Apa yang kita sebut sebagai (warisan) budaya hari ini, pada hakikatnya adalah hasil terobosan (inovasi) di masa. Apa yang sekarang kita sering sebut sebagai pakem, dulunya justru anti-pakem dan tak jarang dianggap kotroversi. Kontroversi yang diikuti lama-lama menjadi trend dan akhirnya menjadi kebudayaan.

Anies memberikan ilustrasi, di masa lalu, pakemnya hanya perempuan menggunakan kain batik. Sedangkan laki-laki pakaiannya selalu polos, kalaupun ada motif, itu lurik (bukan batik). Suatu saat ada seorang (yang kebetulan desainer kondang) mengenakan kemeja yang berbahan batik. Awalnya, semua orang menengok dan mengatakan sebagai pelanggaran pakem. Tapi pelanggaran itu diikuti oleh yang lain, dah bahkan menjadi trend. Kini semua orang biasa menggunakan kemeja batik dan bahkan kita rayakan batik sebagai baju nasional.

Kebaruan (baca: terobosan) memang akan selalu menimbulkan perasaan ketidaknyamanan. Tapi keberanian melakukan terobosan, keberanian melakukan kebaruan, itulah yang membuat sebuah kebudayaan terus menerus mengalami perkembangan. Sebaliknya, ketika terobosan berhenti, ketika inovasi berhenti, maka budaya hanyalah sebagai onggokan warisan masa lalu yang pelan-pelan akan ditinggalkan oleh generasi baru.


Apa yang disampaikan oleh Gubernur Anies sebenarnya hanya ditujukan kepada para pelaku seni WO Bharata, tapi ajakan untuk kita semua. Agar kita terus berkarya, berinovasi, melahirkan kebaharuan dan terobosan yang tidak hanya bisa dinikmati diri sendiri dimasa kini, tapi juga kebermanfaatannya bisa dirasakan di masa depan.

Baca Juga

Kepemimpinan Transaksional vs Transformasional

Gapura Chinatown Penanda Persatuan di Atas Keberagaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun