Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih baik turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Wabah Muhibah yang Menjadi Inspirasi

11 Juni 2017   07:47 Diperbarui: 11 Juni 2017   07:51 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Tiga segmen cerita di atas menjadi pembuka dari cerita pengalaman hidup Babay Farid Wajdi dalam acara. Cerita itu mengawali cerita-cerita lainnya tentang refleksi atas pengalaman saat menjadi anggota HMI dulu. Farid sebagai tuan rumah mendapat kesempatan pertama untuk berbicara. Pembicara kedua adalah Redi Roeslan. Mantan ketua komisariat HMI ini sekarang menjadi direktur salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang energi. Boleh dikata, dia adalah penggagas ide program Muhibah yang dulu diikuti oleh Farid. Dia tidak menyangka bahwa program jalan-jalan itu ternyata pengaruh yang sebegitu luar biasa pada pesertanya. Farid hanyalah salah satu contoh dari yang menuai manfaat itu, yang ternyata mengubah jalan hidupnya.

Kata Redi, dirinya bersama pengurus seangkatannya seperti Junianto dan yang lainnya menggalakkan program Muhibah Alumni karena terinspirasi oleh pengalaman dirinya waktu awal masuk HMI. Waktu itu, ia diberi tugas oleh seniornya di HMI untuk mencari dana ke alumni-alumni di Jakarta. Dengan muka tembok ia datang dari satu pintu ke pintu lainnya menawarkan proposal meminta sumbangan. Ia terkesan oleh sambutan para alumni yang luar biasa. Dari situ dirinya tidak saja pulang mendapatkan dana, tetapi yang jauh lebih terkesan adalah pengalaman interaksi dengan alumni yang sudah sukses.

"Pengalaman bertemu dengan alumni yang sukses di berbagai profesinya masing-masing menjadikan saya memiliki proyeksi tentang masa depan saya. Saat kuliah, saya sudah bisa punya gambaran nanti setelah lulus model karir seperti siapa yang ingin saya tempuh", jelasnya.

Dari situlah kemudian, ketika dirinya mendapat amanat sebagai ketua komisariat, dia membuat program yang diberi nama Muhibah itu. Menanggapi tentang manfaat Muhibah ini, pembicara berikutnya yaitu Mulyanto Darmawan memberikan pemaknaan sebagai berikut: Intinya adalah silaturahim dan komunikasi. Semakin banyak silaturahim maka pengalaman dari orang lain yang bisa diserap semakin banyak. Demikian, silaturahim akan memperluas jaringan kita. Sementara komunikasi merupakan saran untuk menembus dan merawat jaringan sulaturahim itu.

Mas Mul, panggilan akrab Mulyanto, adalah seniornya Redi di HMI. Dialah yang waktu itu 'menyuruh' Redi untuk pergi ke Jakarta menggalang dana.  "Jika dulu Mas Mulyanto tidak menyuruh saya mencari dana ke alumni-alumni, saya juga tidak mungkin punya ide membuat program Muhibah itu", kata Redi. Tiga generasi hadir berbicara, satu inspirasi terjadi oleh adanya suatu program, yang program itu lagi jarena terinspirasi adanya kegiatan dalam program sebelumnya. Intinya malam itu kami saling terinspirasi dan menginspirasi. Sesunggunya kita hidup dari inspirasi. Gagasan muncul karena inspirasi, cita-cita tumbuh karena inspirasi, dan inspirasi jugalah yang menjadikan seseorang berani untuk mewujudkan cita-cita itu.

Penulis: 

M Chozin Amirullah, alumnus HMI Komisariat Pertanian UGM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun