Terjadi polemik -yang sebetulnya tidak perlu- terkait dengan pernyataan Mas Anies Baswedan mengenai kesinambungan program pembersihan sungai-sungai di Jakarta. Judul berita di detik.com "Sungai di Jakarta Kini Bersih, Anies: Itu Dirancang oleh Pak Fauzi Bowo" menjadi semacam "amunisi" bagi yang tidak berkenan dengan pencalonan Mas Anies ke "gelanggang pertandingan" DKI1 untuk membuat opini seakan-akan Mas Anies lebih menghargai gubernur sebelumnya dari pada yang saat ini.
Padahal, jika isi berita dari judul tersebut dibaca tuntas, maka sebenarnya Mas Anies menyatakan bahwa program-program pembangunan di DKI itu berkelanjutan dari satu periode kepemimpinan ke periode berikutnya. Jika melihat periode kepemimpinan yang lima tahun sekali, maka satu program biasanya diinisasi periode sebelum-sebelumnya, didesain dan dimulai pada periode berikutnya, dan teruskan dan dituntaskan pada periode selanjutnya. Begitu memang sewajarnya bukan?
Proyek JEDI diinisiasi oleh Fauzi Bowo pada tahun 2008 melalui negosiasi pinjaman dengan Bank Dunia. Pelaksanaan proyek tidak bisa dilaksanakan karena terganjal dua Peraturan Pemerintah tentang pinjaman. Proyek baru bisa dimulai pada bulan Maret 2012 setelah pemerintah pusat menerbitkan dua Peraturan Pemerintah Baru terkait pinjaman Bank Dunia. (Sumber: "Fauzi Bowo Kecewa Terkait Proyek JEDI")
Ground breaking proyek JEDI dimulai oleh Gubernur DKI Joko Widodo pada tahun 2013. Saat itu Gubernur DKI Joko Widodo mengakui bahwa program JEDI yang ia resmikan adalah program lama yang sempat berputar-putar. (Sumber: "Tertunda di Era Foke, Proyek JEDI Diresmikan Jokowi"; "Soal Proyek JEDI, Jokowi Hanya Lanjutkan Program Foke"; "Video Jokowi, Ground Breaking JEDI")
Proyek JEDI kemudian dilanjutkan oleh Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama. Pinjaman dari Bank Dunia sempat ingin dibatalkan karena Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama menganggap target yang ditawarkan Bank Dunia terlalu lama. Namun setelah negosiasi ulang, Bank Dunia menyatakan bahwa target dapat disesuaikan dan Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama pun menerima dan melanjutkan proyek JEDI sampai saat ini. (Sumber: "Ahok Ngebet Selesaikan Proyek Warisan Foke")
Maka Mas Anies benar saat menyatakan proyek pembersihan dan pengerukan sungai dimulai sejak zaman Gubernur DKI Fauzi Bowo, diresmikan di jaman Gubernur DKI Joko Widodo, dan dilaksanakan dengan baik di zaman Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama, demikian juga diharapkan oleh pemimpin-pemimpin berikutnya.
Anies Baswedan tidak sedang mengecilkan peran Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama, namun juga tidak mengecilkan peran Gubernur DKI Fauzi Bowo dan Gubernur DKI Joko Widodo. Anies Baswedan sedang menekankan pentingnya pembangunan berkesinambungan antar gubernur demi keuntungan masyarakat Jakarta. Menghormati kerja dan capaian setiap pemimpin adalah sikap yang baik dan benar.
Setiap gubernur wajib melanjutkan program baik dari gubernur-gubernur sebelumnya, memperbaiki yang tidak baik atau belum jalan, dan menambah kebaruan pendekatan dan program yang diperlukan.
Hal ini ditegaskan oleh Anies Baswedan di berita lain pada hari yang sama, lengkap dengan konteksnya, yang sayangnya tidak beredar luas. (Sumber: "Anies Akan Teruskan Program Ahok yang Baik Jika Terpilih Jadi Gubernur")
Ah,... Saya jadi ingat pesan seorang kawan yang kebetulan juga aktif mendukung salah satu kandidat "Mari kita sama-sama jaga dan bangun suasana kampanye menjadi penuh keceriaan yang berkualitas dengan cara mengungkapkan persuasi-persuasi indah yang disokong data-data bernas."
Salam hangat, M Chozin Amirullah