Mohon tunggu...
M Chozin Amirullah
M Chozin Amirullah Mohon Tunggu... Relawan - Blogger partikelir

Antusias pada perubahan sosial, aktif dalam gerakan mewujudkannya. Menghargai budaya sebagai bunga terindah peradaban. Memandang politik bukan sebagai tujuan namun jalan mewujudkan keadilan sosial. Tak rutin menulis namun menjadikannya sebagai olah spiritual dan katarsis. Selalu terpesona dengan keindahan yang berasal dari dalam. Ketua Gerakan Turuntangan, Mengajak anak muda jangan hanya urun angan tetapi lebih bauk turun tangan. Kenal lebih lanjut di instagram: chozin.id | facebook: fb.com/chozin.id | twitter: chozin_id | Web: www.chozin.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Koh Edward: Ekspresi Nasionalisme Sahabat Tionghoaku

8 Februari 2016   07:54 Diperbarui: 8 Februari 2016   13:50 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Video Cerita Kopaja http://youtu.be/ko9UuXpMyec

Berawal dari Kelas Inspirasi
Keterlibatan Edward dalam gerakan sosial berawal ketika dirinya bergabang dalam Kelas Inspirasi yang dibidani oleh Anies Baswedan. Kelas Inspirasi adalah peranakan dari Indonesia Mengajar, untuk memfasilitasi profesional muda mengajar di sekolah. Dalam suatu kesempatan, Edward mendengarkan orasi Mas Anies mengenai melunasi janji kemerdekaan. Bahwa saat negeri ini merdeka, maka ada empat janji kemerdekaan yang harus dilunasi: 1) Melindungi, 2) Menyejahterakan, 3) Mendidik, dan 4) Berkontribusi pada ketertiban dunia. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 45.

Khusus di bidang pendidikan, filosofinya pendidikan adalah hutang bagi setiap orang terdidik. Begitu merdeka, negara (pemerintah) ini menyelenggarakan pendidikan untuk rakyatnya. Sayangnya, tidak semua rakyat bisa dididik (disekolahkan) oleh negara. Hanya sebagian kecil yang bisa disekolahkan, ialah kita-kita yang terdidik ini. Bukankah mulai dari SD, SMP, SMA, dan bahkan Perguruan Tinggi biaya pendidikan kita sebenarnya disubsidi oleh negara? Namun masih banyak saudara-saudara kita yang tidak seberuntung kita, mendapat fasilitas pendidikan. Mereka-mereka yang di ujung-ujung negeri, yang hidup di jalanan, yang hidup di pedalaman, belum beruntung mendapatkan pendidikan.

Padahal ketika pemerintah mengambil pajak untuk membiayai pendidikan, pemerintah tak pernah pandang bulu. Mereka diambil juga. Oleh karena itu, secara moral sebenarnya kita memiliki hutang. Kepada siapa? Kepada mereka-mereka yang belum seberuntung kita mendapatkan pendidikan yang layak.

"Secara konstitusional, pendidikan adalah tanggung jawab dari negara. Tetapi secara moral, pendidikan adalah tanggung jawab setiap orang yang terdidik," demikian biasanya Mas Anies mengatakan dalam orasi-orasinya.

Edward tersentuh. Sebagai keturunan Tionghoa yang sudah mapan secara ekonomi, dirinya bisa saja hidup dengan nyaman dan tak perlu peduli dengan nasib anak-anak bangsa yang lainnya. Tetapi Edward mempertanyakan, apa gunanya hidup mapan jika selama ini tak memberikan kontribusi apapun terhadap bangsa ini.

"Bukankah kita lahir, makan dan minum dari tanah dan air negeri ini? Mengapa kita abai terhadap nasib anak negeri?" ungkapnya.

Dan sebagai bagian dari kepeduliannya terhadap nasib bangsa, saat Pilpres yang lalu, Edward aktif memperjuangkan salah satu calon presiden yang baginya patut diperjuangkan. Kami bahkan memperjuangkannya bersama-sama.

Video Edward Suhadi dan saya saat Pilpres : http://youtu.be/Si2CCeZj2aw

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun