Mohon tunggu...
Choy Najieb
Choy Najieb Mohon Tunggu... -

Sederhana dalam kesederhanaan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sekat Itu Bernama Respect

15 April 2014   17:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan, kita tak pernah berjalan sendiri. Ada sosok orang lain yang berada di sekitar kita. Entah keluarga, teman, kekasih, bahkan musuh sekalipun. Kita memang ditakdirkan untuk bersosialisasi dan tak sendiri. Baik saat kita masih bayi, saat sakit, bahkan saat meninggal pun kita tak bisa berjalan sendiri. Logis bukan?? Bahkan saat mati, kuburan kita juga tak sendirian. Hehehe

Well, dari sekian banyak senyum yang mengembang di sekitar kita. Dari puluhan mata yang menghiasi kehidupan kita. Terselip dua hal yang saling bertolak belakang, namun sering kita sebutkan. Persahabatan dan Persaingan

Persahabatan

Siapa yang tak tahu sahabat?? Bahkan Zigaz pun sudah menuliskan lirik "Sahabat jadi cinta" yang menandakan bahwa persahabatan adalah sebuah kebahagiaan. Siapa yang tak mau punya sahabat??

Persaingan

Sejak kecil kita pasti punya persaingan. Dari bersaing dengan kakak atau adik kandung dalam hal bermain, bersaing dengan teman sekelas demi mendapat simpati dari wanita. Hingga kini beranjak dewasa, persaingan kesuksesan.

Minggu kemarin, 13 April 2014. Saya menyempatkan waktu ke sebuah kafe di Kota Kediri. Bukan, bukan kafe mahal demi mendapatkan kopi terenak selera saya. Saya hanya tertarik untuk ikut nonton bareng Liverpool vs Manchester City. Dua tim sepakbola dari ranah Inggris yang bersaing untuk menahbiskan jadi juara di tahun ini.

Ini untuk pertama kalinya saya nobar bersama komunitas pecinta Liverpool di kota saya. Saya cukup antusias melihat animo pendukung yang hampir semuanya memakai atribut merah. Toh, Liverpool juga klub idola saya sejak SMP. Selain itu, ini laga besar yang menentukan berhasil tidaknya Liverpool mengakhiri gelar sejak 1989-1990.

Persaingan antara Liverpool dan Man. City juga mau tidak mau merembet ke para pendukung kedua tim. Siapa yang mau tim kebanggaannya kalah dan gagal juara?? Baik anak2 pecinta Liverpool maupun pendukung the citizens yang meskipun jumlahnya lebih sedikit, sama2 tak lelah meneriakkan yel-yel berbahasa Inggris di sepanjang pertandingan. Sebuah persaingan yang luar biasa dampaknya.

Tapi tahukah kita?? Persaingan diantara mereka tak berjalan arogan. Terlihat saat seorang pemain Man. City (Yaya Toure) cedera dan harus digantikan pemain lain. Baik suporter kedua tim di lepangan yang sebenarnya, maupun suporter yang berada di depan mata saya, sama2 bertepuk tangan. Tak ada ejekan dari fans si merah. Bahkan nyanyian2 yang sebelumnya lantang keluar terhenti dan berganti riuh tepuk tangan.

Pun setelah pertandingan usai, dengan kekalahan untuk kubu si biru langit. Tak ada cela, tak ada rasa tak terima. Kedua suporter di depan mata saya saling bersalaman, berpelukan hangat dan mengucapkan rasa terima kasih. Sebuah persaingan panas yang berakhir dengan hati dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun