Judul :Â Loving the Wounded Soul
Penulis   : Regis Machdy
Cetakan  : September 2019
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tebal     : xxix + 387 hlm, 14 x 20 cm
ISBN Â Â Â : 978-602-06-3371-8
Mengangkat salah satu isu kesehatan mental yang diidap oleh manusia, buku Loving The Wounded Soul berisi tentang gangguan depresi. Lantaran masih banyak orang yang menganggap penyakit mental tidak sama dengan penyakit fisik, buku ini akhirnya dirilis. Hal yang sama juga menjadi salah satu tujuan disusunnya buku self-improvement ini. Supaya ada angin segar bagi para penderita depresi sehingga mereka mampu perlahan tapi pasti bangkit dan berdaya untuk melanjutkan hidup. Selain itu, ada harapan dari penulis agar orang-orang yang masih bersikap skeptis diluar sana menjadi lebih peka dengan keadaan di sekitar mereka.
Adalah Regis Machdy, seorang pemerhati sekaligus dosen psikologi Universitas Surabaya yang menulis buku ini. Dari pengalaman pribadinya, penulis mengalami depresi kronis sejak masa remaja. Ia lantas mengambil konsentrasi di bidang psikologi sebagai rumpun keilmuan utama yang ia tekuni. Usai menamatkan pendidikan Sarjana di Universitas Gadjah Mada, penulis melanjutkan studinya di University of Glasgow, Inggris. Namun sayang, pilihannya belum cukup membantu. Berulang kali psikolog dan terapi ia jalani dalam rangka penyembuhan diri. Belum lagi, fase relapse atau kambuhnya depresi masih sering penulis hadapi meskipun telah banyak jalan pengobatan yang ditempuh. Melalui buku yang ia tulis, para pembaca diajak untuk memahami gangguan depresi secara lebih konkrit. Berbagai cara menyembuhkan depresi juga dijelaskan dan tercantum dalam mayoritas subbab dalam buku ini.
Terdapat banyak aspek yang penulis ulas dalam buku ini. Keseluruhan aspek tersebut dibagi menjadi beberapa subbab yang disusun secara analitis oleh penulis dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. Dalam setiap subbab, penulis kerap menyertakan bukti nyata untuk menguatkan argumen yang ia tulis. Adalah orang-orang yang penulis jumpai dengan latar belakang kehidupan yang berbeda baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Perjumpaannya dengan banyak orang itulah yang menjadikan penulis lebih terkoneksi dengan kisah hidup mereka. Meskipun tidak semua kisah mengandung konotasi negatif، namun semuanya berakhir pada satu kesimpulan. Bahwa merekalah yang harus menanggung beban depresi sebagai bagian dalam kisah hidupnya.
Korelasi antara berbagai penyebab depresi, baik internal maupun eksternal, disuguhkan secara sistematis oleh penulis. Sebagai contoh, "Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang, ada suatu fase ketika mereka akan merasa terbebani dengan semua pengetahuan dan keberbakatan yang mereka miliki"(hlm 92). Kutipan tersebut membahas hubungan antara orang-orang gifted dan high-achiever yang rentan terkena depresi. Cara seseorang memahami dan mengamalkan ajaran dalam agama, disebut juga sebagai orientasi, ternyata bisa menjadi sebab seseorang terkena gangguan depresi. "Beberapa penelitian menemukan bahwa orang dengan orientasi ekstrinsik lebih rentan terhadap berbagai permasalahan mental karena ada banyak pertentangan batin dalam diri mereka" (hlm 234).
Loving The Wounded Soul adalah buku yang bermanfaat untuk dibaca bagi mereka yang ingin memahami lebih lanjut tentang kesehatan mental, utamanya gangguan depresi. Selain itu, apabila para penderita depresi membaca buku ini, besar harapan agar mereka mampu bangkit kembali dari luka yang pernah diterima kemudian melanjutkan hidup sebagaimana mestinya. Hal ini lantaran netralitas sekaligus non-judgemental konten yang terdapat di dalam buku ini. Tentu tidak ada yang sempurna dalam hidup dan kehidupan manusia, termasuk suatu karya ciptaannya. Terlepas dari kelebihan yang dimiliki, buku Loving The Wounded Soul kurang mengupas tuntas tentang pengobatan medis dan non-medis yang dicantumkan dalam beberapa subbab. Hal ini disebabkan penulis lebih berfokus pada gangguan depresi, penyebabnya, dan penyembuhan yang berfokus pada diri sendiri. Sebagai contoh; praktik meditasi, latihan mindfulness, dan mengunjungi tempat-tempat yang menenangkan.
Dengan membaca buku ini, kesadaran manusia akan adanya suatu penyakit mental akan tergugah. Bahwa seseorang yang menderita salah satu dari penyakit tersebut, seperti depresi, memandang dunia amat sangat kelabu dan nyaris tak ada harapan baginya untuk sembuh. Kebenarannya, ungkapan tersebut hanya ada dalam bayang-bayang pikiran mereka. Melalui buku Loving The Wounded Soul, pembaca sedikit demi sedikit akan mulai memahami gangguan depresi dari sudut pandang si penderita. Selain itu, cara menyikapi orang yang sedang berada dalam depresi, baik depresi minor, mayor, atau fase relapse juga disuguhkan penulis dalam karyanya yang satu ini. Untuk itu, dengan kesadaran penuh, mari kita lindungi diri sendiri dan orang-orang terdekat dari gangguan depresi untuk menuju kehidupan yang lebih bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H