Mohon tunggu...
Chornelia Dina
Chornelia Dina Mohon Tunggu... Perawat - Nurse

Never too old to learn.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dampak Makanan Ultra Proses Bagi Tubuh

9 Mei 2024   20:12 Diperbarui: 9 Mei 2024   20:21 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jika kita melihat video makanan atau jajanan saat ini semakin bervariasi dari bentuk, warna hingga rasannya. Acap kali konsumen tidak memperdulikan kandungan manfaat yang ada pada makanan maupun minuman yang dikonsumsinya. 

Komponen bahan-bahan yang dipakai untuk membuat makanan atau minuman tersebut sering kali menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Anggapan masyarakat sesuatu yang viral sudah pasti enak, namun belum tentu menyehatkan.

Menurut AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia)  mengkelompokkan makanan berdasarkan klasifikasi NOVA menurut tingkat pengolahan makananya yaitu: unproccesed or minimally processed food makanan yang tidak diproses atau diproses minimal), the culinary ingredient foods (bahan pangan olahan industri), processed food (makanan olahan dan ultra-processed food (makanan ultra proses). 

Pada makanan ultra proses diolah dengan cara karbonasi, pemadatan, pengocokan, penambahan massa dan pemipihan, pengurangan pembentukan busa, dan sebagainya. 

Contoh makanan ultra proses adalah makanan frozen food, pada minuman manis yaitu es krim, snack, sereal, keju, mie instan, atau contoh pada bumbu seperti saus, kecap, selai, bumbu instan, dan sebagainya.

Proses produksi yang intens untuk menghasilkan sebuah makanan, pada makanan ultra proses ini menghancurkan struktur alami bahan makanan dan menghilangkan kandungan nutrisi yang bermanfaat seperti serat, vitamin dan mineral sehingga racun menjadi salah satu hasilnya.

Sejatinya penyakit sebenarnya disebakan oleh sesuatu yang kita konsumsi dalam jangka panjang dan dalam jumlah berlebihan, oleh karena itu seberapa bahayanya hal yang disebabkan oleh makanan ultra proses tersebut? (Juul et al., 2021)


1. Penyebab Penyakit Tidak Menular (PTM)

Makanan ultra proses cenderung mememicu penyakit seperti diabetes, hiertensi, jantung hingga kanker. Tingginya kandungan pada gula tambahan seperti fruktosa, sukrosa, sirup jagung fruktosa tinggi, sirup maple, agave yang dikonsumsi secara berlebih. Adanya sifat adiktif pada gula dimanfaatkan oleh industri makanan. 

Selain itu gula cenderung disajikan sebagai bahan tambahan makanan bukan sebagai makanan. Asupan natrium yang berlebih juga meningkatkan risiko hipertensi sebagai faktor risiko CVD dan stroke.

2. Kelebihan Berat Badan dan obesitas

Makanan ultra proses dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan melalui profil nutrisiya dengan menggantikan makanan rendah kalori, bergizi, dan diproses secara minimal dari makanan. Hal ini juga disebabkan adanya perubahan ekosistem mikroba, fungsi dan interaksi bakteri inang dalam usus.

3.  Penyakit Kesehatan Mental

Dalam beberapa penelitian menyebutkan bahwa adanya hubungan yang mempengaruhi konsumsi makanan ultra proses dapat menyebabkan meningkatkan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Hal tersebut terjadi pada orang yang tinggi mengkonsumsi makanan ultra proses.


Masih banyak kasus penyakit lainnya yang dapat disebabkan oleh makanan ultra proses, bahkan saat ini remaja atau dewasa awal yang menderita prahipertensi maupun diabetes. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan yaitu:

  • Membatasi konsumsi makanan/minuman tinggi gula
    • Membatasi konsumsi makanan garam
    • Olahraga secara rutin
    • Perbanyak makan buah dan sayur
    • Perbanyak minum air putih minimal 2L/hari
    • Mengkonsumsi suplemen vitamin tambahan


Mari hidup sehat agar jiwa kuat!


AIMI. (n.d.). Bahaya Terselubung dari Makanan Ultra Proses-FINAL.pdf.

Juul, F., Vaidean, G., & Parekh, N. (2021). Ultra-processed Foods and Cardiovascular Diseases: Potential Mechanisms of Action. Advances in Nutrition, 12(5), 1673--1680. https://doi.org/10.1093/advances/nmab049

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun