Malang, 16 Desember 2024 – Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Departemen Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang melakukan observasi ke Desa Sukowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, dengan nama Cholila Ashari, Islamilatun Nada, Nunik Ika Pratiwi, dan Riskia Maulani. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi lokal desa sebagai bagian dari strategi mewujudkan kesejahteraan berkelanjutan yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDGs 17, tentang kemitraan untuk mencapai kesejahteraan berkelanjutan.
Desa Sukowilangun memiliki potensi yang sangat besar dalam berbagai sektor, mulai dari sumber daya alam, kesenian, maupun pariwisata. Sebagian besar hasil dari sektor pertanian yaitu tebu dan padi. Selain itu, potensi peternakan di desa ini juga terkenal banyak, mulai dari peternakan ayam petelur, bebek, sapi, dan kambing. Kesenian pun banyak, seperti bantengan, truntung, dan reog kendang. Namun, kesenian di desa ini mengalami sulitnya pengkaderan. Kemudian ada salah satu potensi yang sangat menarik perhatian peneliti dari sektor pariwisata, yaitu Wisata Pinka.
 Wisata Pinka (Pinggir Kali) , sebuah wilayah yang memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai destinasi wisata alam. Pinka merupakan bendungan kecil seperti hilir sungai yang terletak di bagian barat Desa Sukowilangun. Lokasinya dikelilingi pemandangan hijau dan udara segar khas pedesaan, menjadikannya tempat yang strategis untuk dikembangkan menjadi objek wisata alam. Namun, hingga saat ini, potensi bendungan tersebut belum tergarap maksimal.
Dalam observasi tersebut, mahasiswa juga berdiskusi dengan perangkat desa dan warga setempat mengenai gagasan pengembangan Wisata Pinka. Warga menyambut antusias ide-ide kreatif yang diajukan, seperti pengembangan fasilitas rekreasi, promosi wisata, hingga area edukasi lingkungan.
Kegiatan observasi ini juga memberi kesempatan bagi peneliti untuk belajar langsung tentang dinamika pembangunan di tingkat desa. Mereka mengidentifikasi berbagai tantangan, seperti kurangnya kerjasama antar pihak, dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap potensi desa. Namun, mahasiswa optimis bahwa melalui kerja sama yang baik, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi.
Selain itu, pengembangan Wisata Pinka juga sejalan dengan upaya pencapaian SDGs 17 yang mendorong kemitraan lintas sektor. Mahasiswa menyarankan pentingnya Aparatur Desa untuk menggandeng Jasa Tirta dan pihak-pihak lain, seperti investor, komunitas pecinta alam, dan akademisi, untuk mendukung pengembangan desa secara berkelanjutan.
Di akhir kunjungan, peneliti memberikan sejumlah rekomendasi awal kepada pemerintah desa, seperti penyusunan rencana induk pengembangan wisata, pelatihan masyarakat dalam sektor pariwisata, dan pembuatan promosi digital untuk memperkenalkan Wisata Pinka ke khalayak luas. Langkah-langkah ini diharapkan mampu menarik wisatawan sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan sekitar bendungan.
Melalui kegiatan observasi ini, mahasiswa S1 Prodi PPKn berharap Desa Sukowilangun dapat mengembangkan potensi Wisata Pinka secara maksimal. Pengembangan tersebut diharapkan tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga mempererat kerja sama antar pihak, sesuai dengan semangat SDGs 17. Dengan demikian, Desa Sukowilangun dapat menjadi desa yang mandiri dan sejahtera secara berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H