Mohon tunggu...
cholili irawan
cholili irawan Mohon Tunggu... Konsultan - senior

Pensiunan BUMN yang mencari kesibukan dengan membaca dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Jalur Wisata Puncak

24 Desember 2010   09:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:26 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bagi warga daerah puncak masih menjadi favorite tujuan wisata, hal tersebut terbukti pada hari hari libur daerah ini dikunjungi oleh warga jakarta dan daerah lainnya sehingga kemacetan sudah menjadi menu rutin.

Didaerah ini kaum elite memiliki villa peristirahatan yang sangat mewah demikian juga kompleks peristirahatan dibangun menjamur sehingga mengalahkan kepentingan resapan air, iklim yang sejuk  menarik  pemilik modal untuk berinvestasi, namun sarana jalan yang ada sejak dahulu sampai sekarang tidak berubah, sehingga kemacetan sudah merupakan keseharian terutama pada akhir pekan dan hari libur.

Kelihatannya seperti tidak ada upaya pemerintah untuk melakukan pelebaran jalan atau membangun sarana jalan baru untuk mengatasi kemacetan dan mengembangkan pariwisata didaerah ini, upaya yang ada sekedar buka tutup arah lalu litas yang sering hasilnya tetap tidak mengatasi masalah, itulah hasil kerja polisi sendirian yang tidak didukung instansi pemerintah lainnya.

Alasan klasik mungkin tidak adanya dana sehingga pemerintah tidak melakukan penambahan sarana jalan didaerah wisata tersebut, padahal masih ada beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah dengan menggandeng swasta untuk membangaun sarana tersebut seperti dengan membuat daerah wisata disekitar puncak yang mirip di genting DI Malaysia yang dibangun swasta dan melengkapi sarana jalan yang sekaligus untuk mengatasi kemacetan jalur puncak. semoga tulisan singkat ini menggugah para pemimpin untuk bekerja secara brilian untuk memenuhi kepuasan para pemilihnya ketika pemilu, baik pemilu nasional maupun pilkada, saat ini tidak diperlukan pemimpin yang sekedar pintar tapi lebih dari itu " BRILIAN" so what gitu loh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun