Mohon tunggu...
cholili irawan
cholili irawan Mohon Tunggu... Konsultan - senior

Pensiunan BUMN yang mencari kesibukan dengan membaca dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kereta Commuter Jabotabek

11 April 2015   22:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:14 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14290039271506326042

[caption id="attachment_409982" align="aligncenter" width="624" caption="KOMPAS.com/RATIH WINANTI RAHAYU Rangkaian kereta commuter line saat melintas di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat."][/caption]

Peran PT KAI dalam mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya sangat berarti, kalau tidak ada transportasi ini sudah banyak titik di Jakarta dan sekitarnya mengalami kemacetan total yang artinya tidak bergerak, terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari. Dengan kemampuan daya angkutnya yang tinggi, saat ini kereta commuter Jabodetabek menjadi pilihan utama terutama bagi para pekerja dalam menuju ke tempat kerja dan sebaliknya, walaupun sebagian menyambung perjalanan dengan transportasi lain seperti busway atau lainnya namun kereta menjadi andalan utama, karena ketepatan waktu dan kenyamanannya yang relatif lebih baik dari transportasi lain.

Terus bertambahnya pengguna kereta diantisipasi dengan menambah frekuensi perjalanan kereta dengan mendatangkan lagi kereta rangkaian listrik bekas  eks-Jepang  yang kondisinya bagus. Penambahan frekuensi perjalanan kereta berarti tentunya akan lebih banyak lagi penumpang yang akan terangkut sehingga akan menambah penumpang yang beralih dari menggunakan kendaraan pribadi.

Penambahan frekuensi perjalanan kereta berdampak pada infrastruktur jalur kereta dan peron di stasiun, yang menjadi padat sehingga kereta harus antri untuk masuk stasiun, jalur antara Jatinegara sampai Stasiun Kota pada pagi hari menjadi lebih lama waktu tempuhnya, karena kereta harus berhenti sebelum masuk stasiun untuk menunggu antrian masuk, karena jalur pemberhentian atau peron terisi kereta lain, di Stasiun Manggarai kereta yang sudah siap berangkat harus menunggu lama karena jalur antara Manggarai dan Gambir sangat padat, di mana Stasiun Gambir yang digunakan untuk keberangkatan dan kedatangan kereta ekskutif luar kota hanya memiliki 4 jalur, demikian juga memasuki Stasiun Kota kereta kembali harus antri karena jumlah jalur rel atau peron yang ada terbatas dibanding jumlah rangkaian kereta yang harus dilayani. Kondisi ini harus dicari solusi agar masyarakat pengguna kereta tidak kehilangan waktu dan biaya perjalanan kereta yang meningkat akibat waktu tunggu dapat diatasi.

Beberapa upaya yang harus dilakukan antara lain, menambah peron di stasiun atau memindah stasiun keberangkatan terutama kereta ke arah Jawa Barat di Stasiun Bekasi, juga mengatur kereta antara Stasiun Manggarai dan Stasiun Kota, kereta pada jalur ini ditambah jumlah rangkaiannya, sedangkan kereta yang saat ini tujuan akhirnya ke Stasiun Kota berakhir di Stasiun Manggarai. Menambah peron di jalur ini lebih sulit karena jalur kereta adalah jalur layang, membutuhkan biaya yang tinggi dan keterbatasan lahan, memindahkan keberangkatan kereta ke Bekasi dan pengaturan perjalanan kereta antara Stasiun Manggarai dan Stasiun Kota adalah upaya yang paling baik untuk saat ini. Semoga PT KAI juga mencari upaya lain yang dapat digunakan agar waktu tempuh menjadi optimal, namun penulis menghargai upaya-upaya yang telah ditempuh oleh PT KAI selama ini, semoga KAI terus berinovasi untuk memberi pelayanan terbaiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun