Pagi itu hujan turun, dan perjalanan Ratna menjadi terhambat karena biasanya ia menggunakan ojek untuk berpergian, tiba tiba didepan tempat tinggal Ratna ada mobil mewah yang berhenti tepat didepannya, saat kaca mobil itu diturunkan ternyata itu adalah Gading, "Lho, pak Gading kenapa di sini?" tanya Ratna yang kebingungan lalu Gading menjawab "Saya kebetulan lewat sini, trus saya lihat kamu di pinggir jalan, jadi sekalian aja saya jemput." Ratna pun terkejut sebab ia baru saja bekerja di kantor itu, namun perlakuan pak Gading rasanya sudah sangat istimewa rasanya.Â
"Ratna, hari ini kita ke kafe jam berapa?" tanya Gading sambil menyetir, Ratna yang sedang melamun melihat gedung-gedung tinggi dari kaca mobil pun tersentak dan menjawab "Jam 3 sore pak, setelah meeting dengan karyawan baru." "Baiklah" jawab Gading.
Sore itu, Gading pun pergi ke sebuah kafe dekat gedung perusahaannya, Ratna masih tak habis pikir sebab ternyata Gading juga mengajaknya ke kafe, ia tentu tidak berpikiran bahwa hal ini akan terjadi, 'Rasanya seperti mimpi' batin Ratna.Â
Sesampainya di kafe, mereka berdua duduk di satu meja dan saling berhadap-hadapan, wangi aroma kopi yang menyelimuti ruangan itu membuat tubuh mereka berdua yang tadinya lelah, menjadi rileks dan segar kembali, lalu Gading memulai pembicaraan "Ratna, sebenarnya tujuanku mengajak kamu ke sini, aku mau ngaku kalau dari kemarin aku selalu mikirin kamu, aku gatau kenapa dari sejak kamu masuk ke ruangan saya, rasanya ada yang beda, aku suka sama kamu Ratna."Â
Ratna merasa belum siap, sebab ia baru saja kenal dengan Gading namun Ratna juga merasa bahwa saat mereka berdua bertemu, ada rasa yang berbeda, rasanya Ratna seperti sudah kenal lama dengan Gading, sehingga tidak ada rasa canggung diantara mereka, lalu Ratna menjawab "Pak, serius?! saya orang dari desa pak, jika dibandingkan dengan bapak, saya tidak ada apa-apanya" "Aku ga peduli Ratna, besok aku kenalin kamu ke ayah, oke?" tanya Gading "B-Baiklah pak..." jawab Ratna dengan grogi.
                                                -----------------------------------
Keesokan harinya, sesuai perkataan Gading, Ratna dijemput, lalu mereka berdua menuju rumah Gading, "Pak, bapak beneran serius sama saya? saya benar-benar ga nyangka pak." tanya Ratna "saya serius sama kamu Ratna, dan jangan panggil saya 'pak' panggil saja Gading" jawab Gading, lalu Ratna menjawab "hmm, baiklah".
Sesampainya mereka di rumah Gading, mereka langsung disambut dengan beberapa penjaga di depan pintu gerbang, mereka berdua pun masuk ke dalam rumah. Gading dan Ratna duduk di sofa di tengah ruang keluarga yang begitu besar, lalu Gading memulai pembicaraan "Pa, kenalin ini Ratna", Ratna yang terkejut pn tersenyum dan mengangguk pada ayah Gading, namun respon sang ayah hanya mengangguk tanpa ada ekspresi apapun dan ia bertanya "Apa maksudmu membawa dia ke sini Gading?" "Aku merasa bahwa Ratna adalah orang yang tepat untukku pa, jadi aku membawa Ratna ke sini untuk meminta izin ke papa." jawab Gading,Â
"Apa?! Papa ga setuju, liat saja pakaiannya, pasti dia dari desa, papa gamau masa depan kamu dan perusahaan papa hancur karena dia!" jawab ayah Gading, Ratna tidak menyangka bahwa ayah Gading akan berkata seperti itu, air matanya tak tertahan lalu ia berlari keluar rumah.Â
Sejak saat itu, Gading tidak pernah melihat Ratna dimanapun, bahkan Gading mencari sampai ke tempat tinggal Ratna, namun hasilnya nihil, ibu kos di situ berkata bahwa Ratna sudah pindah, Gading putus asa mencari keberadaan Ratna, iapun hanya bisa menjalani hari-harinya.
                                               -------------------------------------
3 bulan kemudian, Gading sedang berjalan di sekitar taman dengan anjing peliharaannya, lalu ia melihat seorang perempuan sedang dikepung oleh geng motor, Gading yang melihat itupun tak tinggal diam, ia langsung menghampiri perempuan tersebut yang ternyata ia adalah Ratna, secara spontan Gading berteriak "PERGI KALIAN! APA YANG KALIAN MAU DARINYA?" lalu salah satu anggota geng motor itu menjawab "kami hanya berniat baik, kami mau mengantarkan gadis ini pulang, tapi dia menolak, jadi kami membujuk dia, lalu tiba tiba 'pahlawan' datang untuk menyelamatkan gadis ini", mendengar hal itu, Gading pun geram dan secara spontan memukul salah satu anggota geng motor itu, namun Gading telah mengambil langkah yang salah, geng motor itupun marah dan Gading tewas dalam kejadian itu, sebelum ia tewas, Gading menyuruh Ratna untuk menyelamatkan dirinya, menyaksikan kejadian itu Ratna hanya bisa memutar badan lalu berlari sambil menangis.
Kejadian itu diliput oleh banyak stasiun TV dan berita tersebut sampai pada ayah Gading, perasaannya saat itu campur aduk, ia marah, sedih, namun ia tidak bisa berkata apa-apa, dan kini ia percaya bahwa cinta putranya kepada Ratna adalah cinta sejati. Â