Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lagi-lagi Fahri Hamzah!

23 Juli 2017   10:24 Diperbarui: 23 Juli 2017   11:36 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : detikNews

Akhirnya DPR resmi melegalkan RUU Pemilu yang diusulkan oleh Pemerintah kepada DPR menjadi UU Pemilu melalui sebuah proses perdebatan dan voting yang panjang. Rapat paripurna DPR tersebut diwarnai dengan aksi walk-out dari empat fraksi yaitu Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN. Gerindra dan PKS memang adalah partai oposisi dari Pemerintah. Demokrat menurut boss partai tersebut adalah Partai netral, tidak ke kiri maupun ke kanan seperti yang terdapat pada bait lagu Maumere... Sedangkan partai satunya lagi, PAN adalah partai pendukung Pemerintah. Akan tetapi kali ini mereka terlibat dalam sebuah sinetron yang berjudul, "Lain di bibir lain di hati..."

Drama walk-out, suara gaduh, lobi-lobi politik dan berbagai intrik politik lainnya adalah pemandangan yang biasa dipertontonkan oleh para politisi Senayan. Nothing special, Tidak ada yang istimewa. Justru yang menjadi perhatian adalah manuver yang dipertontonkan oleh "bintang sinetron masa kini," Fahri Hamzah.  Fahri Hamzah ini termasuk tokoh penting dalam seni pertunjukan sirkus politik Senayan yang penuh dengan canda tawa maupun air mata (buaya...)

Kebanyakan politisi Senayan akan mengambil satu peran tertentu saja, yang kemudian akan menjadi trade-mark atau identitas dirinya sendiri pada panggung sirkus politik Senayan. Itulah sebabnya kita dapat dengan mudah mengenali identitas/platform dari tokoh-tokoh seperti misalnya, Ruhut Sitompul, Trimedia Panjaitan, Akbar Faizal, Fadli Zon dan sebagainya, karena mereka itu selalu duduk dan berdiri pada tempat yang memang sudah ditentukan bagi mereka untuk memerankan peran yang sudah ditentukan oleh parpol tempat mereka bernaung. Itu jugalah sebabnya mereka disebut seorang politisi, karena mereka itu merepresentasikan kepentingan dari partai tempat mereka bernaung!

Fahri Hamzah memang identik dengan "ambigu, kebingungan dan kelucuan!" dan itulah yang diperlihatkannya kepada khalayak ramai tanpa ragu dan rasa malu (sebagaimana biasanya) dalam rapat paripurna DPR kemarin itu.

Pada Kamis malam tanggal 20/7/207 itu, Fahri Hamzah terlihat gagah dengan setelan jas mahal dan wangi, duduk mendampingi "Al capone," Setya Novanto dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua DPR RI. Senyumnya merekah menambah semaraknya aroma rapat yang berakhir menuju voting, karena kata musyawarah dan mufakat sudah "keburu kabur" melalui jalur listrik di bawah lantai gedung DPR Senayan... Voting pertama dimulai untuk memilih hari pengesahan, apakah Senin 24 Juli 2017 mendatang, ataukah tetap akan dilanjutkan pada malam tersebut.

Saat anggota Fraksi PKS diminta berdiri untuk dihitung jumlahnya, Fahri Hamzah yang duduk di depan ikut bediri bersama-sama dengan seluruh anggota PKS lainnya. "Sejenak waktu menghentikan langkahnya karena bumi mendadak berhenti berputar pada porosnya!" Fahri Hamzah sudah lama dipecat oleh PKS, mengapa dia "tega" juga untuk berdiri? Waktu tak jua berputar ketika Fahri Hamzah terlihat mengembangkan senyum manisnya kepada kamera tivi dan juga "rekan-rekan PKS-nya" yang terlihat masygul menatap ke arah meja pimpinan sidang... Nama Fahri Hamzah pun lalu dicatat kedalam kumpulan orang-orang PSK. Eh, maksudnya PKS....

Sidang paripurna DPR itu awalnya dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI Bidang Politik dan Keamanan, Fadli Zon. Karena kebijakan Fraksi sebagaimana disebut diatas, Fadli Zon bersama dua Wakil Ketua DPR lainnya ikut walk-out dari rapat paripurna tersebut. Akibatnya pimpinan sidang kemudian diambil alih oleh Setya Novanto dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPR RI. Tinggallah Fahri Hamzah seorang diri sebagai Wakil Ketua menemani Setya Novanto memimpin persidangan yang kemudian menggolkan RUU Pemilu tersebut...

Ketika voting kedua hendak dilakukan terkait untuk pengesahan angka presidential threshold sebesar 20% kursi atau 25% suara nasional, mendadak empat fraksi (Gerindra, PKS, Demokrat dan PAN) melakukan aksi walk-out dari rapat paripurna tersebut. Yang paling menarik adalah, ketika PKS melakukan walk-out, ternyata Fahri Hamzah tidak ikut walk-out bersama "teman-temannya" dari PKS tadi. Padahal tadi mereka "...berdiri sama tinggi..."

Ketika pertama kali dihitung, jumlah anggota PKS termasuk Fahri Hamzah ada 39 orang. Ketika anggota PKS yang walk-out dihitung, ternyata jumlahnya ada 38 orang. Yang satunya lagi menguap tak berbekas.... Pertanyaan pentingnya adalah, apakah status resmi dari Fahri Hamzah ini? Dalam perhitungan pertama, dia menunjukkan dirinya bahwa dia adalah orang PKS. Namun pada perhitungan kedua, dia jelas menunjukkan dirinya bahwa dia bukan orang PKS! Sungguh aneh bin ajaib!!

Bagi koalisi partai pendukung Pemerintah, tindakan Fahri Hamzah ini dianggap sebagai sebuah "langkah bijaksana" walaupun terkesan lucu. Tetapi anehnya tidak ada satupun anggota DPR bahkan termasuk sang Ketua yang duduk disamping Fahri, yang menertawakan kelucuan ini... Bagi PKS tindakan Fahri Hamzah ini seperti "menggaruk koreng lama hingga berdarah, lalu menyiramnya dengan air jeruk nipis..." Pemerintah memang kerap sekali terlihat "mengkadali" PKS lewat "lakon" Fahri Hamzah ini. Lantas, sampai kapankah "tindakan konyol" Fahri Hamzah yang menyakiti PKS ini akan berakhir?

Ya, Semuanya akan berakhir ketika PKS "merapat" ke koalisi partai pendukung Pemerintah, setelah terlebih dahulu bercerai dengan Gerindra. Ketika itu terjadi maka Fahri Hamzah akan segera ditendang dari Senayan. Seketika Fahri Hamzah akan "menangis Bombay" (beneran) lalu menatap sendu ke arah Gerindra karena Demokrat sudah menutup pintu rapat-rapat baginya. Ketika tahun lalu "ditalak" PKS, Fahri terlihat memuji-muji bigboss Demokrat. Padahal sebelumnya Fahri suka memaki-makinya, walaupun ketika itu Fahri bergabung dalam koalisi partai pendukung sang bigboss..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun