Bang Toyib itu aslinya bernama Cong Ik Sin, Akongnya berasal dari Singkawang yang merantau ke kota Siantar. Cong Ik Sin terlahir diatas beca si Toyib, tetangga mereka. ketika itu mamanya dalam perjalanan menuju ke rumah bu bidan Sulastri.
Karena ditinggal pacarnya, Toyib tukang becak itu ahirnya bunuh diri. Supaya namanya tidak musnah, Cong Ik Sin diberi nama Toyib juga. Ternyata di kampung mereka, ada juga yang bernama Toyib Serigala, karena ia lahir diatas bus Serigala. jadi Tjong Ik Sin disebut juga Toyib becak, untuk membedakannya dari Toyib Serigala.
Di Siantar bang Toyib menjadi juragan becak dan membuka usaha bengkel sepeda. Karena jenuh setiap hari mengurus becak, ahirnya bang Toyib memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Di Jakarta, pekerjaan pertama bang Toyib adalah menjual “Togel” (Toto gelap)
Karena dirasa kurang berkembang, dia pun memutuskan bekerja dibagian “Sandi” (Memecahkan kode/erek-erek togel)
Ahirnya usahanya pun berkembang laris manis. Orang-orang tidak hanya minta “nomer buntut” tetapi juga penglaris, jodoh, tolak bala, pelet dan lain sebagainya. Kalau di Siantar orang memanggilnya Toyib becak, di Jakarta orang menyebutnya Suhu Cong Ik Sin.
Setahun di Jakarta, bang Toyib pun hendak pulang ke Siantar merayakan Imlek.
Tidak ada gading yang tak retak, seperti analogi sepandai-pandai tupai melompat, akan jatuh juga! Pada suatu malam, tiba-tiba datang seorang jawara marah-marah sambil membawa golok! Rupanya dia telah menjual seluruh bajaj-nya untuk membeli togel, dan ternyata meleset! Ruang praktek bang Toyib diobrak-abrik, bang Toyib kabur lewat genteng!
Keesokan harinya, banyak orang datang sambil marah-marah. Ada seorang “Cewe malam” dari Mangga-besar pesan “pelet” sama bang Toyib, tetapi kemudian, dia malah ditinggal sama “Oom-nya”, dan dia digebukin sama “Ori si-Oom”. Ada yang pesen “penglaris” buat di toko, eh setelah dipasang, tokonya makin sepi!
Untuk mengurangi amukan massa, ketua RT ahirnya memanggil polisi, yang lalu memasang “police-line” dipraktek bang Toyib. Polisi ahirnya memutuskan membuka “counter” dirumah ketua RT, untuk menerima pengaduan dari masyarakat. Bang Toyib pun masuk daftar DPO. Ketika Imlek tiba, terpaksalah bang Toyib merayakannya dengan makan apem di Ciawi!
Kini bang Toyib menghilang dari peredaran, dia kini tinggal bersama temannya di Belitung.
Tanpa terasa, Imlek telah tiba! Karena DPO, bang Toyib terpaksa merayakan Imlek di Belitung. Tetapi hatinya senang bukan kepalang melihat kemeriahan Imlek yang belum pernah dilihatnya. Setiap hari orang berpesta, dari pagi sampai malam! Tetapi ketika teringat akan keluarganya, dia merasa sedih juga...