***
Kalau pepo dan Demokrat sudah jelas maksud dan tujuannya, maka kini gantian PKS yang gundah gulana. Dalam tulisan terdahulu, penulis telah mengatakan kalau ibarat bermain catur, PKS dan Nasdem bermain bukan untuk menang tapi mencari seri.
Dengan mendepak Demokrat, Nasdem memang berpeluang mendapatkan nilai satu alias menang karena di Koalisi Perubahan, tinggal Nasdem saja partai pendukung Nasionalis. Artinya Nasdem masih bisa mendapat tailcoat effect dari nama Anies, dan kini juga dari PKB. Buset!
Namun sebaliknya dengan PKS! Dengan masuknya PKB kini partai pendukung berbasis agama terpecah menjadi dua, yaitu PKS dan PKB. Walaupun sama-sama Islam, tapi ideologi politik PKS dan PKB sangat jauh berbeda, dan terkesan berseberangan. Kaum Nahdliyin rasanya mustahil memilih pemimpin dari PKS. Penulis tidak tahu apakah berlaku juga sebaliknya.
Kalau iya, berarti akan tjelaka! Karena PKS bermain untuk kalah! Cawapres tidak dapat, dan kursi di parlemen juga bablas karena ditinggal pendukung yang golput atau berpindah suara ke Nasdem!
Namun ini bisa merugikan Anies juga. Ia harus pintar berhitung. Mana lebih cuan, suara PKS yang tergerus dibandingkan dengan masuknya suara dari kaum Nahdliyin ke Koalisi Perubahan.
Saat ini PKS jelas ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, dan nasibnya pun lebih teruk daripada Demokrat. Mau bergabung dengan koalisi Prabowo, di sana sudah ada Anis Matta dan Fahri Hamzah dari Partai Gelora.
Kalau mau buat koalisi baru bersama Demokrat dan PPP, pasti Capres/Cawapres milik Demokrat dan PPP juga. Trus seandainya bergabung, apakah PKS bisa mendapat tailcoat effect dari koalisi baru itu?
Mau gabung ke PDIP, yah kesannya koq seperti murtad ya!
Bertahan di Koalisi Perubahan, yah koq seperti dijadikan "kekasih tidak dianggap, atau bini simpanan," dan tidak mendapat "buku hijau" pula. Lah iya lah, buku hijaunya sudah keburu dipegang Cak Imin! Duh Mak Nyak!
Info terakhir yang didapat penulis (hingga Rabu 13/9/2023, jam 17.00) PKS belum juga mendeklarasikan dukungan atas pasangan Anies-Cak Imin. Hal itu turut memunculkan berbagai macam spekulasi apakah PKS akan tetap bergabung ke dalam Koalisi Perubahan atau tidak.