Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayub dan Sejarah Natal

25 Desember 2022   06:14 Diperbarui: 25 Desember 2022   06:20 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ISumber : https://www.kalderanews.com/wp-content/uploads/2019/12/Inspirasi-Ucapan-Natal-yang-Super-Keren-640x381.jpgmage caption

Perdebatan semakin memuncak karena ketiga teman Ayub tetap bersikukuh, bahwa Allah tidak mungkin menghukum orang yang tidak berdosa atau bersalah. Dengan memakai dalil dari kitab Ulangan 11 tadi, mereka tetap bersikeras bahwa Ayub memang benar-benar berdosa kepada Allah sehingga dia dihukum (walaupun mereka tidak dapat membuktikan kepada Ayub, apa kesalahannya kepada Allah)

Ayub kemudian menantang teman-temannya untuk membuktikan dosanya terhadap Allah. Ayub juga memohon kepada Allah agar Allah mau berbicara kepadanya untuk menunjukkan segala dosa-dosanya. Di dalam kesendiriannya, Ayub berpendapat bahwa hikmat manusia tidak akan dapat menjelaskan misteri dari segala kehidupan ini. Hanya hikmat Allah saja yang dapat mengetahuinya.

Allah akhirnya berbicara kepada Ayub. Namun Allah tidak pernah menjelaskan kepada Ayub untuk segala penderitaannya itu. Allah menjelaskan kepada Ayub, bahwa apa yang dilakukan Allah tidak akan dapat dimengerti oleh manusia dan manusia tidak dapat melakukan apa yang dilakukan oleh Allah.

Selain itu Allah mencela Ayub atas kesombongannya untuk hal yang tidak diketahuinya tentang "pekerjaan" Allah, tetapi Allah juga berkenaan akan kesalehannya, sehingga Allah kemudian memulihkan keadaan Ayub, dan bahkan memberikan kekayaan kepadanya dua kali lipat dari semula.

Adakah relevansi cerita Ayub dengan konteks kehidupan kita saat ini? 

Kehidupan kita saat ini pun penuh dengan segala macam problem yang sangat kompleks dan sangat susah menjelaskannya. Kita melihat ada orang yang baik dan saleh tapi hidup dalam berkekurangan. Ada orang yang jahatnya tidak ketulungan tapi hidupnya penuh dengan keberuntungan.

Perang dan kekerasan terjadi di banyak tempat. Perang dan pandemi membuat orang miskin semakin miskin. Pengangguran, gelandangan dan pengemis baru kini bermunculan bahkan di negara-negara yang tergolong maju. Apakah penyebab semua ini?

Mengapa perang terjadi? Mengapa ada orang yang lahir pada waktu, tempat dan ras yang salah?

Terlalu banyak pertanyaan yang tidak mempunyai jawaban.

Dalam Yohanes 9 : 2-3 murid-murid Yesus pun bertanya kepada-Nya, "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"             

Jawab Yesus, "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia" Terjemahan dari Holy Bible (CEV) mungkin lebih pas terdengar, "But because of his blindness, you will see God work a miracle for him"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun