"Berbahagialah pelatih yang mendapatkan apa yang diinginkannya. Celakalah pelatih yang mendapatkan apa yang tidak diinginkannya."
London Stadium bergemuruh ketika wasit meniup peluit untuk mengakhiri pertandingan West Ham vs Liverpool. The Reds akhirnya takluk untuk pertama kalinya musim ini di tangan The Hammers dengan skor 3-2 bagi keunggulan tuan rumah.
Bagi The Hammers kemenangan ini ibarat makanan "Empat sehat lima sempurna." Laga kontra Liverpool ini menjadi kemenangan beruntun ke-empat bagi The Hammers. Kemenangan ini juga membawa The Hammers naik ke posisi tiga dengan menggusur Liverpool turun ke posisi empat!
Apakah Liverpool bermain buruk sehinggah kalah?
Dua hari ini saya membaca banyak media yang mengulas pertandingan ini, dan mayoritas menyebut Liverpool bermain buruk. Padahal sejatinya tidak!
Ini karena penggemar sepak bola (termasuk pandit juga) terlalu fokus kepada hasil akhir (skor) pertandingan, sehingga memulai analisa mereka dari hasil akhir tersebut.
Kalau kita lihat statistik pertandingan, Liverpool jelas lebih unggul daripada West Ham. Liverpool melakukan 16 tendangan percobaan dengan 5 tepat sasaran berbuah 2 gol. Penguasaan bola Liverpool mencapai 70% dengan akurasi umpan mencapai 86%
Sebaliknya West Ham melakukan 7 tendangan percobaan dengan 3 tepat sasaran berbuah 3 gol. Penguasaan bola West Ham hanya 30% saja dengan akurasi umpan mencapai 70%
Jadi berkaca dari statistik di atas Liverpool memang unggul dalam penguasaan bola dan juga permainan sepak bola itu sendiri. Unggul permainan tapi koq bisa kalah? Nah itu yang akan kita bahas dalam tulisan ini.
Lalu, apakah West Ham hanya menang berkat keberuntungan semata?
Tentu saja tidak, karena kemenangan West Ham adalah berkat strategi jitu pelatih, yang bisa diterjemahkan para pemain dengan baik di lapangan.