Cinta itu memang akan selalu enak dan mengasyikkan, kalau diletakkan di atas segalanya.....
Akhirnya pada subuh hari sampailah mereka di Tanjung Balai. Henry dan Siti seketika menjerit kegirangan ketika berhasil menjejakkan kaki di daratan kota Tanjung Balai itu.
Mereka kemudian beristirahat di rumah Samosir. Henry sangat terharu ketika Samosir yang tanpa pamrih itu, segera mengurus KTP, KK dan Paspor Siti, yang tentu saja harus lewat "jalur belakang"
Empat hari di Tanjung Balai, Henry kemudian berpamitan kepada Samosir dan istrinya. Henry hendak mengunjungi orang tuanya ke Perbaungan sekaligus memperkenalkan Siti kepada keluarganya.
Henry sudah bertekad akan memperkenalkan Siti sebagai calon istrinya kepada papa dan mamanya. Apalagi Siti sudah mengorbankan banyak hal untuk kelanjutan hubungan mereka selama ini.
Ketika mereka tiba, ternyata papanya sedang berada di Jakarta untuk mengurus bisnis pak Tandiono. Henry kemudian menceritakan semuanya kepada mamanya, dan memohon restu mamanya agar diizinkan menikahi Siti kelak.
Mamanya sungguh terharu mendengar penuturan Henry. Belum pernah sekali pun Henry bercerita tentang seorang gadis ataupun pacar kepada mamanya itu. Ironisnya, ketika pertama kalinya diperkenalkan, justru harus lewat cara berliku pula.
Dulu mamanya pernah sekilas mendengar tentang Clara dari om Benny. Namun sedekat apa hubungan mereka itu, mamanya tidak tahu pasti. Mamanya juga tidak pernah berani bertanya langsung kepada Henry.
Kini Henry datang untuk memperkenalkan seorang calon istri kepada mamanya. Mamanya sangat bahagia mendengarnya, apalagi calon menantunya itu seorang dokter juga. Jawaban dari mama Henry kemudian sangat mengejutkan mereka berdua. Mereka disuruh menikah sekarang juga!
Henry dan Siti sangat senang sekaligus bingung mendengar perintah mamanya itu. Mereka bingung karena tidak pernah membayangkan akan menikah secepat itu. Lagi pula mereka belum pernah sekali pun membahas soal agama mereka. Henry semakin bingung karena dia tidak tahu apa agamanya.
Walaupun dulu sering pergi beribadah ke gereja bersama Clara dan Rina ketika Henry masih tinggal di rumah om Benny, tapi Henry tidak yakin kalau dia seorang kristen.