"Tiap orang memang punya hak untuk goblok, tetapi beberapa orang telah menyalahgunakan hak itu secara berlebihan"
(Joseph V Stalin)
Di tengah aksi demo penolakan UU Ciptaker kemarin, Ketum FPI Ahmad Shabri Lubis menyebut bahwa imam besar Habib Rizieq Shihab akan kembali ke tanah air untuk memimpin sebuah revolusi besar di Indonesia. Ahmad Shabri Lubis sendiri menyebut cekal Habib Rizieq sudah resmi dicabut Kerajaan Arab Saudi per tanggal 13 Oktober 2020 kemarin.
"Hari ini imam besar Habib Rizieq Shihab secara resmi sudah dicabut cekalnya dan hari ini sudah dibebaskan dari denda-denda apa pun karena Habib Rizieq Shihab tidak bersalah di Saudi Arabia," kata Shabri di atas mobil komando di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa 13 Oktober lalu.
Menurut Ahmad Shabri Lubis, Habib Rizieq saat ini sedang mempersiapkan kepulangannya. Proses administrasi kepulangan ke Indonesia sedang diurus. "Setelah cekal dicabut dan denda dihapus, saat sekarang ini imam besar Habib Rizieq Shihab sedang menunggu proses administrasi atau exit permit, dari pembelian tiket serta penjadwalan pulang ke Indonesia,"
Pernyataan dari Ahmad Shabri Lubis tentunya disambut sukacita oleh penggemar imam besar FPI ini. Apalagi Habib Rizieq sendiri mengatakan kalau ia memang sengaja dicekal Pemerintah Indonesia agar tidak bisa pulang ke tanah air tercinta.
Lewat kanal YouTube Front TV, Minggu, 10 November 2019 lalu, Habib Rizieq menunjukkan surat pencekalan dari pemerintah Indonesia sehingga dia mengklaim tidak bisa pulang ke Indonesia.
"Saya dilarang berpergian ke Saudi, bahkan ini dituliskan sebabnya adalah karena alasan keamanan. Jadi sekali lagi, saya dicekal di sini bukan karena saya lakukan pelanggaran keimigrasian, bukan saya melakukan pelanggaran pidana atau perdata, bukan karena saya melakukan sesuatu kejahatan di Saudi ini, tidak. Karena alasan keamanan," ujar Habib Rizieq menimpali pencekalan dirinya tersebut.
Bukan apa-apa, hidup di negeri gurun itu sebenarnya sangat susah. Selain udara yang panas dan kering, hukumnya juga sangat ketat. "Hujan batu di negeri orang hujan mas di negeri sendiri," tetaplah lebih enak berdiam di negeri sendiri. Apalagi harga mas pun kini melonjak di atas satu juta per gram. Padahal di Jawa banyak sekali mas-mas, mulai dari yang berkulit sawo matang hingga hitam keling. Akan tetapi harga mas di dalam negeri ini tak pernah turun. Hujan batu juga hanya sesekali terjadi, yakni di halaman gedung DPR ketika terjadi demo anarkis "anak mahasiswa."
Dua hari setelah pernyataan Habib Rizieq, Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel kemudian memberikan keterangan bahwa Pemerintah RI tidak pernah mengeluarkan pencekalan bagi Habib Rizieq sekalipun beliau ini sedang menghadapi masalah hukum di tanah air.
Memang keberadaan Rizieq di Arab Saudi ini seperti "kentut." Tak berwujud tapi berbau. Walaupun ada yang mengatakan kehadirannya di Arab Saudi ketika itu atas undangan Raja Salman, tapi semua orang juga tahu kalau keberadaannya itu adalah untuk menghindari masalah hukum di tanah air.
Kenapa penulis mengatakan seperti kentut, itu karena Habib Rizieq berkunjung ke Arab Saudi memakai visa kunjungan wisata/umrah, dan kemudian tidak melapor ke KBRI di Riyadh maupun Konsulat Jenderal RI di Jeddah. Secara defacto, wujud Habib Rizieq memang hadir di Arab Saudi, tetapi secara dejure WNI bernama Habib Rizieq tidak ada di Arab Saudi.