Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Culunnya Seorang Jurgen Klopp

27 November 2017   13:47 Diperbarui: 27 November 2017   15:12 3267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : teamtalk.com

Setelah mendominasi dan kemudian unggul 1-0, Liverpool akhirnya harus ikhlas diimbangi oleh tamunya, Chelsea dalam lanjutan pertandingan EPL kemarin di Anfield Stadium, Liverpool. Dalam lanjutan Liga Champion Eropa lalu, Liverpool juga sudah unggul 3-0 untuk kemudian berhasil diimbangi 3-3 oleh tuan rumah, Sevilla. Sebelumnya dalam pertandingan final piala UEFA (Liga Europa) 2016 lalu, Liverpool juga sudah unggul 1-0 atas Sevilla untuk kemudian menangis bombay dikalahkan 1-2 pada akhir pertandingan.

"Berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian. Bersenang-senang dahulu bersakit-sakitlah kemudian..." adalah peribahasa yang pas untuk seorang Klopp! Itu karena Klopp ini suka menyia-nyiakan keunggulan untuk menjadi sebuah kebuntungan..! Saya tidak akan tega membahas pertandingan Sevilla-Liverpool dalam lanjutan Liga Champion Eropa yang berakhir dengan 3-3 tersebut karena sakitnya tuh di sini... Saya lebih suka membahas pertandingan Liverpool-Chelsea kemarin yang berakhir seri 1-1.

***

Semua orang pasti kaget melihat susunan pemain Liverpool kemarin, terutama untuk lini tengah dan depan. Sesuai dengan formasi 4-3-3 idaman Klopp, di tengah ada Milner, Henderson dan Chamberlain. Padahal biasanya Klopp memakai formasi Coutinho, Emre Can dan Wijnaldum. Di depan ada Coutinho, Sturridge dan Salah. Biasanya Klopp selalu mengusung trio Firmansah (Firmino, Mane dan Salah)

Trio Coutinho, Emre Can dan Wijnaldum jelas lebih kuat dalam menyerang tetapi lebih lemah dalam bertahan, terutama dalam menutup pergerakan lawan. Trio ini juga sangat rawan dalam mengantisipasi serangan balik lawan. Ketika trio ini kehilangan bola karena direbut lawan, maka peluang gol ke gawang sendiri langsung terbuka. Di EPL, Liverpool termasuk tim yang paling sedikit mendapat attempt (percobaan) dari lawan. Namun sekalipun begitu, gawang Liverpool sudah 18 kali kebobolan. Bandingkan dengan urutan 19, Swansea yang baru kebobolan 15 gol...

Di sinilah sebenarnya rahasia kelemahan Liverpool yang tidak pernah disadari oleh Klopp. Bek tengah Liverpool memang lemah. Mendatangkan seorang Virgil van Dijk dengan biaya mahal tidak akan langsung meniadakan kelemahan ini. Yang diperlukan Liverpool adalah keseimbangan dalam bertahan maupun menyerang. Untungnya Liverpool termasuk rajin membobol gawang lawan. 25 gol yang sudah dicetak membuat mereka berada diurutan ketiga dibelakang duo Manchester. Ini juga tentunya berkat dukungan lini tengah tadi.

Hasil eksperimen Klopp kemarin termasuk mengejutkan. Trio MHC (Milner, Henderson dan Chamberlain) bermain bagus, dan mampu menjaga keseimbangan. 15 menit pertama, trio ini terlihat kaku tetapi kemudian semakin solid setelah beradaptasi. Chamberlain bermain agresif dan sering menusuk kejantung pertahanan Chelsea. Akan tetapi ketika kehilangan bola, dia cepat turun membantu lini tengah dan lini pertahanan. Joe Gomez juga bermain sangat bagus. Bersama Chamberlain, Gomez berhasil mengamankan sisi kanan. Akibatnya Morata dan Hazard tidak mendapat umpan crossing dari sisi kanan Liverpool.

***

Sturridge juga bermain bagus. Pergerakan dengan atau tanpa bolanya memaksa trio bek Chelsea tidak berani naik. Sampai pertengahan babak I, Cahill masih sering naik untuk membantu penyerangan. namun setelah itu dia tidak berani lagi naik. Dua kali Cahill handsball di kotak penalti, namun dia lolos dari jeratan kartu dan penalti. Sudah lama tidak melihat penampilan Sturridge seperti itu. Penampilannya dengan Salah mirip ketika berduet dengan Suarez dulu... Duet SS (Salah-Sturridge) ini mengingatkan kita kepada duet maut SS (Sturridge-Suarez) dulu..

Justru Coutinho yang bermain biasa saja. Mungkin dia tidak dalam penampilan terbaiknya. Sisi kiri Chelsea jarang dieksploitasi Coutinho. Mungkin kalau skema permainan diubah ke 4-3-1-2, di mana Coutinho berdiri dibelakang duet SS, permainan akan semakin atraktif. Duet SS akan mendapat ruang yang lebih lebar disisi pertahanan lawan. Apalagi Milner di kiri dan Chamberlain di kanan sigap membantu serangan, baik lewat crossing maupun lewat permainan 1-2 dengan Coutinho dan duo SS. Celah yang terbuka oleh pergerakan duet SS ini bisa dimanfaatkan Coutinho untuk melepaskan tendangan mautnya dari luar kotak penalti... 

Babak II menjadi milik Liverpool, sedangkan Chelsea tertekan. Menit 65 terjadi gol lewat kerjasama apik Coutinho-Chamberlain-Salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun