Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Papa Minta "Sakit" Jilid II

17 November 2017   12:50 Diperbarui: 17 November 2017   13:10 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Tribun Lampung - Tribunnews.com

Para penonton sudah mempersiapkan cemilan, kopi maupun wedang ronde untuk menikmati drakor jilid II ini. Ada yang duduk meringkuk, rebahan di karpet, maupun yang bergelayut manja pada tubuh pasangannya, dengan mata menatap tajam kearah tivi, dan sesekali ke pasangan...

Tokoh Sprindik dibantu tokoh SPP (Surat perintah Penangkapan) dan belasan aparat bersenjata lengkap sudah berada di tekape. Inilah akhir dari drakor jilid II... Penonton sudah bersiap-siap. Saputangan sudah dalam genggaman. Bagi yang tak punya, mereka juga sudah bersiap dengan menarik ujung kaosnya...  

Namun semua berakhir anti klimaks! "Emangnya kamu belon? seseorang bertanya. Yang ditanya diam saja dengan wajah cemberut. Setelah berlelah-lelah mencari, ternyata yang dicari tidak ada di tekape! Scene penggerebekan itu pun berlalu dengan cepat menyisahkan dua koper yang digeret keluar dari tekape....

Lalu ada scene terbaru, Fortuner mencium tiang listrik! Penonton terkesima. KaPeKa terkesiap, karena ini tidak ada dalam skenario semula. KaPeKa terpaksa harus bekerja keras dengan sedikit improvisasi agar plotnya berjalan lancar dan enak dinikmati oleh penonton.

Lalu bagaimana kelanjutannya? Mari kita simak bersama, karena scene dan plot cerita bisa berubah sangat cepat mengikuti dinamika yang berkembang di masyarakat yang tidak bisa diprediksi dengan mudah...

Salam hangat

Reinhard Freddy Hutabarat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun