Duel sengit antara KPK dengan Setnov sudah mendekati titik akhir. Kombinasi jab menyengat diselingi sesekali hook KaPeKa yang menyambar rahang, membuat eS-eN terpaksa harus menghindar. Kalau dulu Mohammad Ali terkenal dengan gaya "hit and run-nya," kali ini eS-eN terpaksa memakai gaya "run, run and run" saja! Gaya bertinju eS-eN ini tentu saja sangat merepotkan KaPeKa.
KaPeKa sepertinya terpaksa harus sedikit berbuat curang. KaPeKa akan menunggu bel pertanda akhir ronde berbunyi. Ketika eS-eN kemudian kembali ke sudutnya untuk meminum teh botolnya, maka KaPeKa akan langsung memberikan sebuah upper-cut ke perut, lalu diakhiri dengan kombinasi pukulan keras kearah rahang! Hal ini terpaksa dilakukan karena sepanjang pertandingan eS-eN selalu menghindar seperti layangan putus! Padahal ini pertandingan tinju Sarung Emas. Mosok sepanjang ronde KaPeKa hanya meninju angin saja...???
***
Tadi malam terjadi drama yang cukup mengharukan. Ketua dari perwalian 260 jutaan warga Indonesia itu diuber lembaga anti rasuah (KPK) sampai ke rumahnya. Ketua tersebut menjadi tersangka dalam kasus e-KTP, yang membuat susah jutaan warga yang belum mendapatkan blangko e-KTP sialan itu.
Jutaan pasang mata warga ikut menyimak lewat layar kaca menunggu detik-detik terakhir saat Ketua dari perwalian mereka tersebut diciduk KPK. Sapu tangan sudah dalam genggaman untuk menemani momen mengharukan tersebut. Sudah dua gelas kopi pahit untuk melawan kantuk diseruput habis, tetapi momen yang diharapkan tidak terwujud juga. Sepertinya sang ketua telah memakai gaya "run, run and run" sehingga terluput dari pandangan mata rompi oranye tersebut...
Drama "perburuan" ketua ini sebenarnya sudah berlangsung lama, jauh sebelum Apple meliris I-phone larisnya itu! Sudah beberapa kali KaPeKa berhasil membuat eS-eN terpojok di sudut netral. Satu upper-cut ke perut, pasti akan menamatkan riwayat eS-eN. Akan tetapi hal itu urung terjadi. Sepertinya KaPeKa terlihat letoy pada saat-saat akhir. Lalu ada yang mengusulkan agar KaPeKa sebaiknya minum jamu kuat dulu sebelum bertanding...
Apapun itu, kita paham bahwa persoalan ini bukan hanya menyangkut aspek hukum saja, tetapi juga menyangkut aspek kepentingan politik. Hal ini sudah dibahas dalam tulisan sebelumnya yang berjudul, Demi Hukum Setnov Memang Harus Dihukum! Demi Politik Setnov Memang Harus Bebas... (sumber)
Jadi tulisan ini tidak akan membahas kehebatan ilmu berkelit Setnov lagi, akan tetapi untuk mencermati dinamika politik yang akan terjadi tanpa kehadiran seorang Setnov...
***
Ketika seorang raja terganggu singgasananya, biasanya raja-raja maupun kekuatan-kekuatan disekitarnya akan berusaha membantunya. Namun, ketika raja tersebut dibiarkan saja seorang diri menghadapi persoalannya, kita mafhum, bahwa telah lahir seorang pangeran baru yang lebih berguna bagi tetangganya untuk menggantikan raja yang telah loyo tadi.
Dunia fauna juga begitu. Singa jantan pemimpin kelompok pasti akan dibantu keluarganya untuk menghadapi singa jantan penantang yang ingin menguasai kelompok itu. Singa pemimpin tidak akan pernah segan untuk menghabisi sang penantang. Akan tetapi ketika Singa pemimpin beranjak tua dan semakin lemah, keadaannya justru berbalik! Nyawanya akan terancam oleh sergapan singa muda yang kuat, kalau dia tetap berusaha mempertahankan kepemimpinannya dalam kelompok itu...