Dua jam kemudian pertunjukan berakhir, ditutup dengan suara syahdu Nai Taronggal (ibu Taronggal) dengan lagu wajib ciptaan bos Serindo berjudul, Sidua dua, "Ue marsirang nama jolo bodari sogot taulahi ale ito.." Pertunjukan malam ini telah berakhir, besok malam dilanjutkan lagi. Akan tetapi akhir pertunjukan itu, menjadi awal "sesuatu" bagi Tiur dan Udut...
"Dari mana datangnya lintah? dari sawah turun ke kali. Dari mana datangnya cinta? dari mata turun ke hati." Rupanya karena terlalu banyak "bermain mata" dalam lakon Siboru Tumbaga malam itu, keduanya lalu jatuh hati. Dalam satu adegan, seharusnya Tiur dipapah oleh Udut. Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba Udut terlihat menggendong Tiur! Dari situlah asal muasal "lintah" itu datangnya...
"Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada gundul yang tak botak" Hubungan gelap Tiur dan Udut akhirnya terlihat juga ketika rembang petang tiba. Landong tak terima diselingkuhi. Sebulan opera Sotul Nabalau manggung, sudah tiga kali Landong adu jotos dengan Udut.
***
Malam ini adalah pertunjukan terakhir di Bah Jambi, dengan lakon pamungkas, Sotul naso hea malamun. Bos ingin semuanya bermain sebagus mungkin agar memberi kesan yang baik bagi penonton. Udut paham, dia kali ini pun pasti akan ditinggal juga. Dia lalu mengajak Tiur melarikan diri sehabis pertunjukan terakhir ini.
Adegan puncak dari cerita terakhir ini adalah, Ompu Partungkot Bosi menikam Ompu Pargabus karena Ompu Pargabus memasukkan racun kedalam cangkir kopinya. Udut memerankan tokoh Ompu Partungkot Bosi, sedangkan Landong berperan sebagai tokoh Ompu Pargabus.
Pertunjukan terakhir ini disesaki penonton, termasuk para penjual kassang, tolor rebus dan rokok oplosan! Semua penonton terlihat tegang menikmati pertunjukan. Pada akhir cerita, Udut menikam Landong dengan pedangnya. Landong pun berteriak dengan kuat lalu terjatuh ke lantai. Lalu layar pun turun dengan gerakan tersendat. Sambil berdiri, semua penonton bertepuk tangan dengan takzim...
Tak lama kemudian, semua cabin crew berteriak ketakutan. Landong terbujur kaku bersimbah darah beneran! Udut dan Tiur telah kabur menaiki bus PO. Serigala carteran menuju kota Tanjung Balai. Tak jauh dari desa Bandar, tiba-tiba Udut mengaduh kesakitan dengan mulut berbusa tanda keracunan. Tak lama kemudian Udut meregang nyawa... Tinggallah Tiur meratap dalam tangis....
Sayup-sayup terdengar "andung-andung" (lagu ratapan) yang mengalun dengan lembut...
Sidua dua... sitolu tolu...
Sotung lupa ho ito dipadanta na togu