2. Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri ESDM
Dihari yang sama dengan demo lebay tersebut, dengan senyap dan tanpa demo, Presiden melantik Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM dan Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM. Khusus untuk Arcandra, banyak pihak memprediksi dan berharap, pada suatu saat nanti beliau ini akan kembali ke ESDM.
Ramalan dan harapan orang banyak tersebut ternyata terkabul. Namun jabatannya adalah Wakil Menteri ESDM. Ini memang pas. Tadinya presiden sudah memberikan jabatan Menteri, tetapi karena kelalaian Arcandra sendiri, ia ahirnya tergusur. Akan tetapi karena presiden sayang kepadanya dan dia berkelakuan baik, maka dia diangkat menjadi Wakil Menteri.
Bagi Jonan sendiri, ini adalah kado yang sangat istimewa baginya. Setelah cuti liburan selama tiga bulan, dia dipanggil untuk naik kelas ke departemen paling top! Ada “departemen kering” ada “depatemen basah” Kini dia berada di “departemen paling licin” itulah sebabnya presiden menaruh dua orang kuat disini supaya mereka “tidak terjatuh!”
Dulu Jonan selalu memakai baju dinas sederhana khas Perhubungan. Urusannya dengan kondektur, sopir bis, calo tiket atau pengemudi ojek/taksi online. Topik pembahasan berkisar pada masalah kir, terminal, SIM bodong atau pungli jembatan timbang. Kini Jonan harus membiasakan diri bergaul dengan kalangan atas, yaitu orang-orang yang bepergian dengan private jet!
Kedepan kita tidak tahu apa yang akan terjadi kepada “duet orang baik” ini. Tapi yang jelas sebentar lagi akan banyak orang yang tidak suka kepada mereka. Di departemen paling licin itu banyak kepentingan bermain yang juga melibatkan orang dalam, bahkan mungkin juga dari dalam istana! Kepentingan memang selalu diatas segalanya.
Akan tetapi kita yakin, duet ini akan mampu mengatasinya. Awal kejatuhan Arcandra dulu dimulai ketika dia menyambangi KPK untuk bekerjasama. Dia lalu diserang untuk “dimatikan!”
Akan tetapi dia akan mendatangi kantor KPK sekali lagi, karena “orang yang sudah mati tidak bisa mati lagi”
Menurut Jokowi, Jonan orangnya berani, punya integritas, punya kapasitas dan kapabilitas. Jonan beda-beda tipis dengan Ahok. Bedanya Ahok lebih narsis dan suka ngomong sedangkan Jonan lebih pendiam. Dulu ketika menjabat Dirut kereta api, Jonan dipaksa bossnya supaya banyak tersenyum. Setelah berlatih, Jonan lalu mengirim senyum terbaiknya kepada bossnya melalui email. Lalu sang boss tertawa dan berkata, “besok lu bakal menggantiin gua..”
***
Kedua peristiwa diatas memberi makna yang dalam kepada kita. Demo ala FPI kemarin itu tidak memberi makna bagi pembelajaran politik masyarakat. Demo seperti begitu tak ubahnya pelampiasan hasrat dari orang-orang yang bersembunyi dibelakang “pemakan nasi bungkus” yang berteriak-teriak atau memaki-maki itu.