Kutub ketiga yang bergerilya kemarin, inilah kekuatan yang sebenarnya “membebaskan” para sandera. Ketika Kemenlu dan TNI setiap saat diliput media, kutub ketiga ini lolos dari pengamatan! Dan tiba-tiba mereka sudah melakukan gerilya “negosiasi dengan teroris” di Filipina selatan. Tentulah proses negosiasi itu memerlukan waktu yang panjang, dan teknik pendekatan yang tepat. Oleh sebab itu, tim negosiator ini memiliki tiga kunci utama, yaitu agama, kemampuan militer dan uang!
Walaupun para gerombolan ini adalah perompak dan bajak laut, payung organisasi mereka adalah agama. Mereka ini bukan kaum sufi, tetapi pendekatan kepada mereka harus dimulai dengan pendekatan agamis sebagai “pembuka pembicaraan”
Setelah “basa-basi agamis” selesai, lalu dilanjutkan dengan “pencarian data terkini” dan diikuti negosiasi cara pembayaran dan pengembalian sandera. Teknik pencarian data dan negosiasi ini, hanya dimiliki oleh Perwira Militer terlatih.
Abu Sayyaf bukanlah satu organisasi yang terstruktur rapi, tetapi merupakan kumpulan beberapa faksi yang berbeda kepentingan dan platformnya, akan tetapi memerlukan satu “payung organisasi” agar gampang diketahui dan diakui oleh dunia internasional. Faksi-faksi ini juga terdiri dari beberapa kelompok/gerombolan yang berbeda kepentingan dan ideologinya dengan kelompok lain. Jadi Kelompok Abu Sayyaf Filipina ini mirip dengan Kelompok teroris Teluk Aden Somalia.
Banyak orang yang terkecoh, karena bernegosiasi dengan kelompok teroris yang salah, karena mereka memang tidak “memegang” sandera yang dinegosiasikan itu! Itulah sebabnya saya katakan diperlukan seorang Perwira militer yang terlatih agar dapat menganalisa segala sesuatu dengan cepat dan tepat, lalu bisa mengambil keputusan dengan tepat pula. Saya yakin seyakinnya, Kutub ketiga itu telah beberapakali bernegosiasi dengan beberapa kelompok sebelum menjumpai kelompok yang tepat, lalu membayar uang tebusan!
Siapakah kutub ketiga itu? Itulah orang yang berebut menjadi “pahlawan kesiangan” dengan salah satu stasiun tv kemarin. Mereka memang memiliki ketiga hal yang diperlukan untuk bernegosiasi dengan teroris Abu Sayyaf, yaitu pendekatan agamis, kemampuan militer untuk menganalisa segala sesuatu, dan kemampuan finansial! “Ada gula ada semut” ketika kita mau menebar gula, maka akan banyak semut yang berdatangan!
Beberapa hari lagi lebaran menjelang, dan sungguh tak elok “bercerita perang”
Ketika Lebaran usai, elok kita tunggu apa yang akan terjadi. Tidak mungkin para perompak itu harus selalu diberi “gula dan madu”
Kita adalah negara berdaulat dan tidak boleh kita membiarkan siapapun menggangu kedeaulatan NKRI termasuk warganya.
Reinhard Freddy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H