Biarkan hari-hari berjalan sesukanya, tenangkan jiwa mu bila kepuasan Tuhan tiba, tak usah panik bila malam-malam datang membawa gelisah, karena segala peristiwa dalam kehidupan takkan abadi, Jadilah manusia tabah menghadapi segala kemelut kehidupan dan tetaplah santun dan setia.
Tetaplah menjadi hamba yang santun mensyukuri semua karunia dan tabah dengan segala cobaan karena tidak selembar daunpun jatuh ke bumi kecuali karena kepatuhan nya kepada Dzat yang menciptakan dan mengatur nya.
Jika daun kering saja dapat berbicara demikian lantas apa maksud gumul disetiap keluh mu?
Pertanyaan ini seakan memberi pesan "untuk apa mengeluh jika seisi semesta telah menjadi jawaban terhadap semua keluh mu". "untuk apa berbicara jika dunia dan isinya telah menjadi kata-kata bagi mereka yang mengerti".
Menyamudralah atas semua terpaan gelombang karena gelombang adalah gerbang menuju ketenangan. Ikutilah arus gelombang tapi jangan sampai terhanyut oleh keruh gaduhnya. Jika gejolak gelombang membuat mu gaduh mengadulah dengan tawakkal syukur mu dan hanyut lah dengan kepasrahan ikhlas mu. Karena kegaduhan itu sejatinya terjadi atas dasar egomu yang tidak pernah mau tunduk pada kehendak-Nya.
Malang-Surabaya 23 Februari 2022.
Abu M. Najihulkhoir Nurilulum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H