Mohon tunggu...
CHOIRUN NISA NOVITASARI
CHOIRUN NISA NOVITASARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psychology Student

Mahasiswa UMM ^21

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa Sih Itu Overthinking? Yuk Kita Pelajari Bersama!

30 September 2021   11:00 Diperbarui: 30 September 2021   11:06 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

NAMA: CHOIRUN NISA NOVITASARI

NIM: 202110230311129

Overthinking merupakan kondisi dimana saat seseorang terlalu memikirkan hal atau ide negatif yang tidak berguna yang bisa saja mengarah pada suatu masalah tertentu.

Seseorang yang mengalami overthinking biasanya karena mengalami kelelahan fisik dan mental yang berlebihan akibat memikul beban tugas yang berat dan dituntut untuk menyelesaikannya secara maksimal dan tepat waktu. Pada kondisi ini seseorang telah memforsir dirinya untuk bekerja secara berlebihan yang dapat berdampak negatif untuk fisik dan mentalnya, sehingga cara terbaik untuk mengurangi overthinking adalah istirahat sejenak agar  pikiran dan tubuh menjadi siap lagi untuk menghadapi tugas selanjutnya.

Saat  telah siap dan memiliki energi positif yang baru maka dapat menjalankan tugas dan kewajibannya secara maksimal tanpa membuat menjadi overthinking karena memikirkan hal tersebut yang dianggap sulit. Jadi, ketika seseorang bisa mengontrol overthinking yang sedang dialami artinya orang tersebut memiliki kekuatan mental yang tinggi dan pemikiran yang positif tentang sesuatu.

Overthinking sendiri tidak hanya bisa dialami oleh orang dewasa saja tetapi anak-anak juga bisa mengalaminya karena hal-hal yang menurut masyarakat adalah sesuatu hal yang dianggap sepele, contohnya sering mengatakan hal negatif kepada mereka, suka membanding-bandingkan mereka dengan saudaranya sendiri dan kurangnya perhatian serta kasih sayang yang mereka dapatkan dari keluarga terutama orang tuanya bisa saja menjadi faktor yang membuat si anak tersebut menjadi overthinking atau tidak percaya diri dengan kemampuannya dan membenarkan apa yang mereka pikirkan padahal itu adalah sesuatu yang salah atau tidak benar.

Untuk itu sebagai orang tua hendaknya bisa lebih bijaksana lagi dalam mengatakan sesuatu hal dan melakukan tindakan, karena anak-anak adalah peniru yang ulung dan untuk menjaga mereka dari hal-hal yang sekiranya dapat menghambat tumbuh kembang mental dan kesehatan, untuk itu mulailah dari diri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Tidak sepatutnya mereka yang masih tergolong anak-anak harus mengalami yang namanya overthinking karena mereka belum memiliki beban pekerjaan seperti orang dewasa, untuk itu sebaiknya berikanlah contoh positif kepada mereka.

Overthinking di saat pandemi seperti ini cenderung lebih meningkat lagi daripada sebelumnya karena harus menyesuaikan dengan tata kehidupan yang baru, dimana masyarakat harus berjuang untuk mempertahankan diri dalam keadaan yang serba sulit terutama bagi masyarakat menengah ke bawah yang kondisi  ekonominya sedang terpuruk tetapi  tetap harus memikirkan dan bertindak untuk memenuhi kebutuhan hidup untuk diri dan keluargannya, terutama kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan.

Karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat berkurangnya lapangan pekerjaan sehingga banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan yang dimilikinya. Tetapi hal tersebut bukanlah alasan yang bisa digunakan untuk tidak berjuang mengais rezeki, masih banyak hal yang bisa dilakukan asalkan kita dapat mengembangkan kreativitas yang dimiliki dengan membuat lapangan pekerjaan sendiri, contohnya berjualan makanan online, menjadi guru privat online, dan membuka jasa laundry. Jadi, yang harus kita fokuskan adalah bagaimana cara kita untuk bisa tetap memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus menyalahi keadaan yang sedang terjadi seperti saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hussain, A. (2021) Overthinking in Producing Arts and Crafts:
A Metacognitive Analysis. Art and Design Review, 9, 284-290. doi: 10.4236/adr.2021.93023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun