Mohon tunggu...
elis choirun
elis choirun Mohon Tunggu... -

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kamus-kamus Baru dalam Bahasa Indonesia

25 September 2012   08:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:44 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sinetrom merupakan hiburan kita ketika kita jenuh akan pekerjaan kita .sinetron selalu menampilkan hal-hal yang membuat sseorang secara tidak sadar mengikuti apa yang mereka perankan terutama dalam hal berbahasa ,banyak kamus kamus baru yang dipopulerkan oleh artis dalam sinetron sehingga secara tidak sadar masyarakat yang mengomsumsinya menjadikanya trensenter dalam hal gaya berbahasa dan menggeser bahasa tulen kita. Akibat pergeseran itu lama kelamaan bahasa kita yang asli akan terlupakan dengan sendirinya karena ada kamu-kamus bahasa baru misalnya kamus gaya baru sekarang yang menjadi trensenter yaitu galau , kamseupai dan lain-lain . tidak hanya itu saja sekarang yang menjadi gaya bahasa remaja banyak menggunakan kamus alay untuk membuat gurauan agar teman-temanya tertawa ,padahal tidak semua orang mengganggap bahasa itu baik atau lucu, justru malah sebaliknya .Dan berikut adalah contoh kamus alay misalnya lebai,jaim ,ilfil dan lain sebagainya . Maka dari itu ,sebagai warga Negara yang baik kita harus melestarikandan menjaga bahasa kita dengan baik agar bahasa yang asli tidak punah dengan kamus-kamus baru dan jangan takut dikatai orang kuper atau jadul karna tidak menggunakan bahasa yang menjadi trensenter ,takutlah bila bahasa kita yang sudah sejak lama menjadi formalitas Indonesia hilang termakan jamankarna sudah tidak ada lagi orang yang melantunkanya .kita boleh menggunakanakan bahasa baru tapi hanya sekedar untuk gurauan semata bukan untuk digunakan bahasa sehari-hari agar kita terlihat keren atau gaul di mata orang. Kalau menurut saya anak keren atau gaul adalah anak yang tetap menjadi dirinya sendiri bukan menjadi orang lain dan apa adanya meskipun ada sesuatu karna itu bukan karakternya,hal itu jau lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun