[caption id="" align="aligncenter" width="370" caption="sumber: www.itoday.co.id"][/caption] Beberapa waktu lalu, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo membeberkan perihal penyadapan di rumah Jokowi pada publik. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta tersebut menanggapi santai isu yang diakuinya sudah diketahuinya sejak 2013 lalu.
Jokowi bahkan menolak melaporkan penyadapan tersebut kepada pihak kepolisian. Menurutnya, tak ada yang perlu dikhawatirkan karena yang disadap bukan pembicaraan penting. Bahkan, kata Jokowi, yang menyadap dirinya pasti kecewa karena yang dibicarakan perihal makanan dan hal remeh – temeh lainnya.
Namun anehnya, meskipun mengaku tenang dan tidak mau melaporkan ke polisi, Jokowi langsung mengantisipasi beberapa hal di rumahnya terkait pengamanan. Pertama, Jokowi memperketat dan menambah pengawalan atas dirinya. Kedua, Jokowi memperketat pengamanan di rumah dinasnya. Ketiga, memperketat pengawasan Taman Suropati, Menteng, yang berada di seberang rumah dinasnya. Keempat, mensterilisasi mobil wakilnya, Ahok.
Reaksi Jokowi yang bertolak belakang ini menimbulkan kecurigaan masyarakat terhadap kebenaran isu tersebut. banyak dugaan yang muncul bahkan isu penyadapan hanya akal – akalan Jokowi saja untuk menaikkan citra dan popularitasnya yang menurut lembaga survei bergerak di tempat bahkan menurun sebagai Capres 2014.
Dugaan lainnya, adalah PDIP memanfaatkan isu ini sebagai upaya pengalihan isu terkait pemakzulan Risma, Wali Kota Surabaya oleh internal partai Banteng itu sendiri. Karena seperti yang dikatakan oleh Direktur Political Wave, Jose Rizal, isu tersebut muncul bertepatan dengan munculnya gerakan #saverisma di jejaring sosial media.
“Jokowi harusnya lapor ke polisi karena kalau hanya bersikap seperti ini, masyarakat bisa antipasti kepada PDIP dan Jokowi,” kata Jose Rizal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H