Mohon tunggu...
Tito Budiarso
Tito Budiarso Mohon Tunggu... -

Sebesar Impian Anak-anak Kecil

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi, Capres Mandatoris Pengusaha–Pengusaha Besar Indonesia

15 Maret 2014   19:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 1634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kompasiana.com

[caption id="" align="aligncenter" width="614" caption="sumber: kompasiana.com"][/caption]

Seperti santer diberitakan, Kamis malam (13/03), Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menemui sekitar 75 orang pengusaha di kantornya yang berada di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Pertemuan ini hanya berselang beberapa jam sebelum dirinya mengeluarkan surat yang berisi “titah” pencapresan Jokowi.

Banyak pihak yang menduga, keputusan Megawati menyerahkan mandat Capres kepada Jokowi itu karena tekanan dari kalangan pengusaha – pengusaha. Seperti yang disampaikan oleh staf khusus Presiden, Andi Arief baru – baru ini.

Dirinya mencurigai keputusan Megawati Soekarnoputri mencalonkan Jokowi didasarkan pada tekanan kelompok pengusaha yang sejak beberapa waktu belakangan ini disebut-sebut mengitari Jokowi dan mengintip celah yang mungkin ada untuk masuk ke lingkaran terdalam Megawati.

Sebenarnya, apa yang dicurigai Andi Arief diatas bukan kabar baru lagi. Perihal dukungan pengusaha – pengusaha besar dibalik Jokowi ini sudah menjadi rahasia umum. Sejumlah pengusaha besar yang diketahui berada di belakang Jokowi adalah Anthony Salim, James Riady, Robert Budi Hartono dan Edward Soeryadjaya. Dukungan para pengusaha besar ini pada bukanlah “gratis”, berikut kepentingan cukong – cukong Jokowi bila dirinya terpilih menjadi Presiden.

1.Anthony Salim adalah pemilik PT Indofood yang memonopoli pangsa pasar sejumlah produk pangan seperti gandum. Nilai impor gandum saat ini sangat besar, sekitar 80 persennya dikuasai oleh Indofood. Sejatinya monopoli pangan seperti sudah tidak diperbolehkan dan di atur dalam undang – undang.

Namun impor gandum ini dipertahankan karena harganya lebih murah padahal Indonesia bisa menanam gandum sendiri. Karena punya kuasa atas impor gandum tersebut, pengusaha yang lain tidak bisa melakukan produksi pangan sejenis.

Melalui Jokowi, Anthony Salim bisa memastikan apa yangg dibangunnya selama ini tetap berjalan aman. Inilah mengapa dukungan yang sangat besar diberikan pada Jokowi yang dianggap sangat mudah untuk “disetir” dan dijadikan Presiden boneka.

2.Edward Soeryadjaya adalah pemilik Ortus Group, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang otomotif. Hubungan antara Edward dengan Jokowi sangat dekat, apalagi Edward pernah mengeluarkan uang dalam jumlah yang sangat besar dari koceknya sendiri untuk proyek monorel. Ortus Group juga bahkan tengah dalam proses untuk mengakuisisi saham PT JM hingga 90% atau mayoritas.

Kehadiran Ortus ini cukup mengejutkan karena sebelumnya perusahaan milik Jusuf Kalla, yakni Hadji Kalla Group yang menyatakan siap melanjutkan proyek itu. Jokowi lebih memilih Edward ketimbang JK yang telah berjasa membawanya sebagai Gubernur DKI. Kehadiran Ortus sudah pasti akan menggeser posisi Kalla, meskipun Ortus menyatakan siap berkongsi dengan Kalla.

Selain itu, penolakan Jokowi terhadap kebijakan mobil murah dan ramah lingkungan tahun lalu juga merupakan “pesanan” dari Edward yang ingin “mengamankan” pasar bisnisnya di Indonesia. Penolakan Jokowi itu sangat tidak beralasan, karena dia sendiri juga pencetus mobil murah Esemka yang ternyata tidak berjalan dan hanya dijadikan sebagai pencitraan jelang mencalonkan diri sebagai gubenur DKI Jakarta.

3.Robert Budi Hartono, pemilik perusahaan rokok Djarum. Saat ini ada sebuah tren baru di dunia maju untuk menekan industri rokok. Baik iklan maupun sponsor rokok pada sejumlah kegiatan mulai dibatasi. Misalnya, Marlboro yang pasarnya di Amerika mulai mendapat tekanan sehingga mencari pasar baru, salah satu lahan basah tersebut adalah Indonesia. Inilah sebabnya Robert Budi Hartono mendukung boneka Jokowi untuk mengamankan bisnis dan pasarnya di Indonesia.

4.James Riady, seorang pengusaha yang menguasai konsesi tanah di DKI dan wilayah satelit Jakarta. Seiring berjalannya waktu, lahan – lahan di wilayah Jakarta dan satelitnya mulai habis dan untuk mendapatkan konsesi lahan baru dibutuhkan seorang Presiden yang bisa “disetir” yaitu Jokowi. Keinginan James Riady ini tentu melanggar aturan karena satu wilayah besar tidak boleh dikuasai oleh perorangan. Seperti yang diketahui James Riady memiliki kota sendiri karena saking luasnya wilayah yang dikuasai bisnisnya selama  ini. Padahal untuk maju, usaha di Indonesia harus dikuasai oleh banyak orang. Tanah air ini milik 250 juta penduduk Indonesia bukan segelintir pengusaha dan cukong – cukongnya Jokowi.

Pencapresan Jokowi ini membawa kepentingan pihak – pihak yang ingin menguasai tanah air. Hal yang jelas – jelas membahayakan posisi Indonesia ke depan. Apalagi sperti yang diketahui, Jokowi adalah sosok yang tidak memiliki pendirian dan prinsip sehingg sangat mudah dijadikan Presiden boneka.

Sebagai masyarakat yang cerdasa dan mencintai tanah air ini, kita harus waspada dengan sepak terjang Jokowi yang berkerja untuk cukong – cukongnya. Jangan sampai kita tertipu dengan popularitas Jokowi yang tidak sepadan dengan kinerjanya selama ini. Mengurusi Jakarta saja Jokowi tidak mampu, apalagi mengurusi Indonesia yang memiliki kompleksitas persoalan yang sangat luar biasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun