Siapa bilang pesantren hanya tempat para santri belajar kitab kuning dengan bahasa yang berbelit-belit? Jika Anda berpendapat demikian, mungkin Anda belum mengenal Bahtsul Masail, sebuah forum diskusi yang menjadi jantung intelektual pesantren.
Bahtsul Masail bisa dibilang "Talkshow"-nya pesantren. Bedanya, alih-alih bergosip tentang selebriti, forum ini membahas isu-isu keagamaan, mulai dari yang klasik hingga kontemporer. Lantas, bagaimana forum ini tetap relevan di era digital yang serba cepat ini? Mari kita bedah bersama.
Bahtsul Masail: Dari Masalah Klasik ke Isu Kontemporer
Bahtsul Masail berasal dari bahasa Arab yang berarti "pembahasan masalah." Forum ini memiliki akar sejarah yang kuat, berawal dari tradisi diskusi di Timur Tengah yang kemudian diadaptasi oleh pesantren di Nusantara. Diskusi di Bahtsul Masail biasanya dibagi menjadi dua kategori: Masalah Qadimah (masalah klasik) dan Masalah Ashriyah (masalah kontemporer).
Masalah Qadimah biasanya mencakup isu-isu fikih seperti thaharah (bersuci), ibadah, dan muamalah (interaksi sosial). Sedangkan Masalah Ashriyah lebih luas, meliputi topik-topik seperti fintech, media sosial, hingga perubahan iklim. Jadi, jangan salah, santri yang tampak kuno dengan sarung dan pecinya itu bisa jadi sedang membahas kripto atau vaksinasi, lho!
Relevansi Bahtsul Masail di Era Digital
Di era digital ini, arus informasi begitu deras. Ketika orang-orang sibuk debat di media sosial, santri di pesantren masih duduk melingkar, membuka kitab kuning, berdiskusi dengan tenang. Eits, tapi bukan berarti mereka ketinggalan zaman. Bahtsul Masail justru menjadi jembatan antara nilai-nilai tradisional dan tantangan modern.
Menurut data dari Forum Bahtsul Masail Nasional 2022, sekitar 65% isu yang dibahas pada forum tersebut adalah masalah kontemporer. Hal ini menunjukkan bahwa pesantren terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Contoh menarik adalah saat pandemi COVID-19 melanda. Bahtsul Masail menjadi forum diskusi tentang keabsahan salat Jumat via Zoom. Dengan argumen dan dalil dari berbagai kitab, mereka mampu memberikan panduan bagi masyarakat yang sedang kebingungan.
Proses dan Metodologi Diskusi