Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup yang (Tidak) Dipertaruhkan

18 Januari 2025   19:49 Diperbarui: 18 Januari 2025   19:49 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehidupan di Desa - www.liputan6.com

Pernahkah Anda mendengar ungkapan, "Hidup hanya sekali, jadi hiduplah dengan penuh arti"? Kalimat itu mungkin terdengar seperti motivasi klise di seminar pengembangan diri. Tapi tunggu dulu, apa sebenarnya arti "hidup yang penuh arti"? Apakah hidup yang selalu dipertaruhkan, penuh tantangan dan keputusan besar? Atau justru hidup yang berjalan damai tanpa perlu mengambil risiko besar?

Mari kita mulai dengan analogi sederhana. Bayangkan Anda sedang bermain gim. Ada dua pilihan: bermain aman dengan menyelesaikan misi kecil yang pasti bisa Anda selesaikan, atau mengambil misi besar yang penuh risiko tapi berpotensi memberi hadiah luar biasa. Kebanyakan dari kita cenderung memilih opsi pertama. Alasannya? Rasa takut gagal.

Namun, di dunia nyata, hidup tidak sesederhana gim. Setiap langkah yang kita ambil, baik besar maupun kecil, memiliki konsekuensi. Hidup kita, suka atau tidak, adalah arena taruhan. Hanya saja, kita sering tidak menyadarinya.

Risiko Kecil, Hidup Aman?

Ambil contoh keputusan sehari-hari: memilih pekerjaan dengan gaji tetap tetapi minim tantangan, daripada mencoba bisnis sendiri yang penuh ketidakpastian. Keputusan ini terasa "aman", tetapi benarkah itu tidak mempertaruhkan apa pun? Sebuah studi oleh Gallup (2022) menunjukkan bahwa 60% pekerja di seluruh dunia merasa tidak terlibat secara emosional dalam pekerjaan mereka. Mereka bekerja hanya untuk sekadar hidup, tanpa merasa benar-benar hidup.

Nah, di sinilah ironinya: memilih "hidup aman" ternyata juga taruhan. Kita mungkin menghindari risiko kehilangan uang atau status sosial, tetapi kita mempertaruhkan hal yang jauh lebih mahal---kebahagiaan dan makna hidup.

Hidup Berani: Antara Ideal dan Realitas

Sebaliknya, ada orang yang memilih "hidup berani". Mereka meninggalkan pekerjaan mapan untuk mengejar mimpi. Mereka berani mengambil risiko, bertaruh pada masa depan yang belum pasti. Namun, hidup seperti ini juga bukan tanpa tantangan. Statistik menunjukkan bahwa 20% bisnis baru gagal di tahun pertama (SBA, 2023). Jadi, hidup berani itu memang tak selalu indah.

Tapi begini, jika semua orang takut gagal, tidak akan ada Steve Jobs, Elon Musk, atau bahkan Mbok Warung Tegal di pojokan gang Anda yang sukses karena berani membuka usaha di tengah persaingan. Risiko adalah harga yang harus dibayar untuk sebuah pencapaian.

Risiko dan Kearifan Lokal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun