Dengan fokus kepada mereka, Sekolah Rakyat dapat menjadi jembatan untuk menciptakan kesetaraan. Kita berbicara tentang memberikan kesempatan yang sama kepada mereka yang selama ini termarjinalkan, sesuatu yang menjadi inti dari visi Presiden Prabowo tentang keadilan sosial.
Tantangan dan Realitas di Lapangan
Namun, kita tidak bisa menutup mata terhadap tantangan yang ada. Membangun Sekolah Rakyat dengan pendekatan holistik ini bukanlah perkara mudah. Ada beberapa kendala yang harus diatasi:
- Anggaran: Mengelola asrama, pengasuh, dan program pendampingan membutuhkan biaya besar. Apakah anggaran negara siap menopang ini dalam jangka panjang?
- Kualitas Pengasuh: Memastikan bahwa pengasuh di Sekolah Rakyat benar-benar memiliki empati dan keterampilan yang memadai adalah tantangan tersendiri.
- Stigma Sosial: Anak-anak yang tumbuh di lingkungan semacam ini kerap menghadapi stigma dari masyarakat, yang justru bisa menghambat perkembangan mereka.
Namun, tantangan ini bukan alasan untuk pesimis. Dengan pengelolaan yang tepat, Sekolah Rakyat bisa menjadi model pendidikan dan pengasuhan yang revolusioner.
Belajar dari Model Serupa
Kita sebenarnya tidak memulai dari nol. Program-program serupa pernah ada, meskipun dalam skala kecil. Misalnya, konsep "homeschooling komunitas" yang digagas beberapa LSM berhasil memberikan pengasuhan berbasis keluarga kepada anak-anak jalanan. Atau program "sekolah alternatif" yang mendidik anak-anak di daerah terpencil.
Sekolah Rakyat bisa belajar dari model-model ini, sambil menambahkan skala dan dukungan dari pemerintah. Pendekatan lintas kementerian—melibatkan Kemensos untuk aspek pengasuhan dan Kemenko untuk pemberdayaan masyarakat—adalah langkah strategis yang dapat mempercepat implementasinya.
Dampak Jangka Panjang: Generasi Emas Indonesia
Jika berhasil, Sekolah Rakyat tidak hanya menyelesaikan masalah anak terlantar dan kurang mampu, tetapi juga menciptakan generasi baru yang mandiri, tangguh, dan berbudi pekerti. Anak-anak ini kelak dapat menjadi motor penggerak perubahan di masyarakat.
Sebagai contoh, program serupa di Finlandia, meskipun dalam konteks berbeda, menunjukkan bagaimana pendidikan berbasis pengasuhan yang hangat dapat meningkatkan kesejahteraan anak secara keseluruhan. Anak-anak yang merasa dicintai dan didukung memiliki kepercayaan diri lebih tinggi serta kemampuan sosial yang lebih baik.
Kesimpulan