Wacana mengenai libur sekolah selama bulan Ramadan sebulan penuh di Indonesia telah menjadi topik diskusi yang melibatkan berbagai pihak. Kebijakan ini pernah diterapkan ketika kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid ( Gus Dur), sewaktu menjadi presiden RI, yang meliburkan sekolah ketika bulan Ramadan.Â
Selain itu, Kementerian Agama melalui Wakil Menteri Agama juga mengakui adanya wacana libur sekolah sebulan saat bulan Ramadan.Â
Namun, perlu dicatat bahwa wacana ini belum dibahas secara resmi oleh Kementerian Agama.Â
Selain itu, anggota Komisi V DPR dari fraksi PDIP mengusulkan agar jika libur sebulan saat Ramadan diterapkan, dapat diisi dengan kegiatan lain seperti pesantren kilat.Â
Dengan demikian, meskipun wacana libur sekolah selama bulan Ramadan telah muncul dan didiskusikan oleh berbagai pihak, belum ada keputusan resmi mengenai hal ini.
Bulan Ramadan selalu membawa atmosfer yang berbeda. Suasana religius terasa kental, dari masjid-masjid yang makin ramai hingga kegiatan sahur yang melibatkan seluruh keluarga. Di tengah gegap gempita ini, muncul wacana menarik libur sekolah sebulan penuh selama Ramadan. Sebuah ide yang menggugah banyak diskusi, baik yang mendukung maupun yang mempertanyakan relevansinya.
Mengapa Wacana Ini Muncul?
Ramadan bukan sekadar bulan untuk menahan lapar dan dahaga. Bagi umat Islam, ini adalah waktu untuk memperkuat iman melalui ibadah, seperti tarawih, tadarus Al-Qur'an, hingga sedekah. Bagi anak-anak, kesempatan untuk lebih fokus mendalami agama selama Ramadan sering kali terganggu oleh jadwal sekolah. Di sinilah gagasan Gagasan Gus Dur dulu mendapat panggung: memberikan ruang bagi anak-anak untuk lebih leluasa beribadah dan belajar agama tanpa harus terjebak rutinitas sekolah yang padat.
Namun, apakah libur sebulan penuh adalah solusi terbaik?
Manfaat Libur Ramadan